Sebanyak 125 rumah di Kecamatan Bantul dinilai masuk kategori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sehingga butuh dibedah agar lebih nyaman untuk ditinggali. Namun dengan alokasi anggaran terbatas yang ada dari pemerintah, diperlukan adanya kepedulian dari berbagai pihak termasuk pemerintah di daerah dan masyarakat. Itu pula yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Bantul dibawah komando Camat Dra Endang Rahmawati yang menggagas kegiatan bedah rumah dengan sumber dana swadaya baik oleh pegawai di kecamatan, tokoh agama, tokoh masyarakat dan didukung oleh jajaran TNI dari Kodim 0729/Bantul.
Sebagai program awal, berhasil dibedah RLTH milik Ny Atmo Dimejo (90) warga Dusun Priyan RT 03, Desa Trirenggo yang diresmikan, baru-baru ini. Peresmian ditandai dengan penyerahan kunci oleh Komandan Kodim (Dandim) 0729/Bantul,Letkol (Kav) Tumadi. S Sos dengan disaksikan langsung Pj Bupati Bantul,Drs Sigit Sapto Raharjo MM, Muspika Bantul, anggota TNI yang ikut terlibat dalam program bedah rumah dan masyarakat setempat.
“Saat ini di Kecamatan Bantul masih ada 125 masuk kategori RLTH berdasarkan hasil survey yang dilakukan Tim Sukarelawan Kecamatan (TSK). Tentu kita memikirkan agar rumah-rumah tersebut bisa dibedah dan lebih layak untuk dihuni,” kata Endang Rahmawati di lokasi. Program yang baru pertama dilakukan ini, menurut Endang akan diteruskan di masa mendatang tentu dengan menggandeng pihak-pihak terkait. Termasuk dari unsur MUI dan Ponpes Al Anwar yang juga turut memberikan dukungan.
Dalam program perdana berhasil dikumpulkan dana Rp 14,7 juta dan untuk membedah menghabiskan anggaran hampir Rp 15 juta. “Kita masih ada tunggakan Rp 200 ribu lebih di took material, tetapi ini akan segera teratasi,” katanya tersenyum.
Sedangkan pj Bupati mengatakan program yang digagas oleh pemerintah kecamatan bersama masyarakat dan didukung oleh TNI tersebut sangat bagus dan layak untuk dikembangkan dan ditiru di daerah lain.
“Saya memberikan apresiasi terhadap kegiatan bedah rumah ini dan semoga untuk Bantul jumlah RTLH akan semakin berkurang dengan adanya kepedulian dari berbagai pihak,”kata Sigut.
Sementara Dandim mengatakan jika jajaran Kodim Bantul siap untuk mendukung program bedah rumah dan program apapun bagi kepentingan pembangunan dan kemajuan masyarakat.
“Dalam bedah rumah ini kami turunkan 1 SST atau setara 30 orang setiap hari untuk bekerja membangun rumah bersama masyarakat,” kata Dandim. Waktu pengerjaan selama 13 hari. Untuk bedah rumah swadaya baru pertama kalinya, namun yang bekerjasama dengan perbankan sudah dilakukan 7 titik pada tahun 2015 ini.
Terpisah Ny Atmo Dimejo yang tidak bisa berbahasa Indonesia mengukangkpan rasa senangnya, karena rumahnya yang berdinding gedhek beratap rumbai sudah berganti dengan bangunan kokoh.
“Maturnuwun dumateng sedoyo ingkang sampun mbiyantu,”katanya penuh keharuan. Perempuan sepuh yang tinggal bersama aank tunggalnya ini mengaku pembangunan rumah itu sangat menggembirakan hatinya. “Kulo remen sanget,”kata Ny Atmo yang mudanya berjualan jajanan tradisional di pasar Niten ini.