Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko memberikan kulian umum kepada mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo (Jum’at, 19/9). Pada kesempatan tersebut Panglima TNI menyampaikan materi tentang wawasan kebangsaan dan bela negara. terkait dengan berkembangnya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), ditegaskan, aparat keamanan akan terus memantau ancaman keamanan di belahan dunia termasuk kegiatan ISIS. Dihimbau kepada masyarakat mewaspadai adanya paham yang menyimpang dari Pancasila.
Potensi konflik eksternal seperti itu tidak bisa dibiarkan. “Semua harus kita waspadai, jangan santai-santai saja karena kondisi sekarang ini sudah berbeda dengan dulu”, jelas Jenderal TNI Moeldoko.
Menyinggung masalah ISIS di tanah air, ditegaskan bahwa paham tersebut telah dilarang di Indonesia karena dianggap telah menyimpang dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Panglima TNI meminta kepada seluruh mahasiswa tidak ikut dalam organisasi tersebut dan ISIS jangan berkembang di kampus tersebut.
Selain menyoroti masalah ISIS, Jenderal TNI Moeldoko juga menyampaikan jumlah lulusan sarjana di Indonesia saat ini sebanyak 36.000 orang dari berbagai disiplin ilmu masih mengganggur. Banyaknya pengangguran dari sarjana ini karena salah satunya mereka berorientasi bekerja di Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, Polisi dan tidak mengembangkan disiplin ilmunya yang didapat agar bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Mulai sekarang, mahasiswa harus dilengkapi keterampilan yang lain. Jika kelak setelah lulus dalam studinya, bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain.
Sementara itu, Rektor UNS Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, M.S., mengatakan kehadiran Panglima TNI dalam memberikan kuliah umum tersebut merupakan realisasi kerjasama antara UNS dan TNI. Realisasi salah satunya adanya kuliah umum yang disampaikan Panglima TNI dan nanti juga masih terus dilakukan kerjasama yang lain.
Selain di UNS, Panglima TNI juga memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Pabelan, Sukoharjo.
