Skip to main content
Kodam IV/Diponegoro

Sosialisasi Kanker Serviks di Persit KCK CAB. XVI Kodim 0701/Banyumas

Dibaca: 211 Oleh 24 Okt 2014Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Bertempat Aula Kodim 0701/Bms pada hari Sabtu 18 Oktober 2014, seluruh anggota Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XVI Kodim 0701/Banyumas melaksanakan pertemuan bulanan sekaligus sosialisasi tentang Kanker Serviks yang disampaikan oleh dr. Puji Tri Harsono, SpOg dari Rumah Sakit Tentara (RST) Wijayakusuma Purwokerto.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Komandan Kodim 0701/Banyumas Letkol Inf M. Asep Apandi, S. IP diantaranya bahwa Persit merupakan organisasi Isteri prajurit yang tak dapat lepas dari peran serta para suami yang masih aktif menjadi anggota TNI, untuk itu persit wajib mendukug tugas-tugas suami yang telah diembankan/dibebankan dipundaknya dengan cara mengurus rumah tangga dengan sebaik-baiknya, mendidik dan mengarahkan mereka dengan akhlak yang baik jangan sampai terjerumus dalam pergaulan bebas, dukung mereka untuk berkreasi dan pantau terus setiap perkembangannya.

Berdasarkan penjelasan dari dr. Puji, bahwa kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Human papilloma virus (HPV)merupakan penyebab utama pada 70% kasus kanker serviks di dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20 tahun. Namun proses penginfeksian inilah yang seringkali tidak disadari oleh para penderita, karena proses HPV kemudian menjadi pra-kanker yang sebagian besar berlangsung tanpa gejala.

Baca juga:  Upacara Bendera Merah Putih Diawal Minggu I Bulan 2015

“Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear. Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun”, jelas dr. Puji.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel