Skip to main content
Kodam IV/Diponegoro

Pos Perbatasan Satgas Yonif 400/Raider, Membuka Wahana Hidup Masyarakat Dalam Kebersamaan

Dibaca: 4024 Oleh 31 Des 2014Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat
Baru memasuki satu bulan di daerah penugasan, yang masih bebrbenah pos. Layaknya cukup membuat tantangan baru dalam menjalin hubungan komunikasi dan kerjasama antara prajurit dengan masyarakat dan perangkat aparatur pemerintahan setempat. Inilah pengalaman yang dialami oleh beberapa Pos Pamtas Satgas Yonif 400/Raider di tanah Papua perbatasan.
Salah satu tantangan adalah dihadapi oleh Pos Kalipai yang dipimpin oleh Danpos Kapten Inf Pahala Alfredo Siahaan, beserta anggotanya yang baru menginjak 2 minggu dihadapkan laporan warga setempat yang mengadukan bahwa sebelumnya kondisi komunikasi telepon seluler di kampungnya tersebut cukup baik karena memiliki menara BTS dari Telkomsel. Namun belakangan mendadak komunikasi putus total sehingga terganggunya aktivitas komunikasi masyarakat, yang sehari-hari sudah cukup mengenal jaring telepon seluler yang saat ini sudah tidak begitu asing lagi oleh masyarakat Indonesia. Dengan bantuan informasi dari warga yang melaporkan adanya keganjilan di menara BTS Telkomsel bernama Alusios Amo. Danpos dan beberapa prajurit langsung segera mengecek kondisi menara BTS Telkomsel tersebut. Awalnya tidak menimbulkan kecurigaan, sekedar info sekilas kerusakan berasal dari Server, namun setelah berjalan beberapa hari melihat hasil dokumnetasi dan kondisi sekitar menara tersebut ternyata 3 unit papan solar cell yang terpasang di menara tersebut  hilang dan diduga ada yang mencurinya. Berbekal kemampuan dan kegigihan dalam pencarian saat itu juga maka tidak berapa lama ditemukan 1 unit solar cell yang hilang tersebut lebih kurang 100 meter dari posisi menara. Dari pengumpulan data dan keterangan yang ada, Danpos berkoordinasi kepada Polsek setempat untuk membuat laporan resmi dan tindakan penyelidikan. Tidak membutuhkan waktu lama genap 2 minggu 2 unit solar cell yang masih hilang ditemukan jauh dari kampung Kalipai, yakni di Kampung Woslay, Distrik Senggi dan arang bukti segera diamankan. Kemudian pihak Telkomsel diundang oleh Kotis Satgas Pamtas Yonif 400/Raider untuk turun langsung kelapangan melihat kondisi nyatanya. Sehingga 2 hari berikutnya Komunikasi seluler di kampung Kalipai tersebut aktif kembali.
Permasalahan lain yang dihadapi oleh Pos Wembi yang dipimpin oleh Kapten Inf Manashe Lomo, disaat berjalan 2 minggu terjadi protes warga terhadap dana BK3 yang dirasakan tidak tepat sasaran program yang dibuat oleh Kepala kampung sehingga menuntut agar dana dicairkan dan dibagikan merata kepada masyarakat kampung Piawi tersebut. Awalnya terjadi ketegangan antara pihak perangkat kampung dengan kelompok masyarakat dan hampir terjadi perkelahian, apalagi kebiasaan warga tersebut membawa parang hampir setiap harinya. Berbekal semangat dan keberanian, Kapten Inf Manashe Lomo beserta beberapa anggotanya mencairkan suasana dan memanggil kelompok yang protes dan duduk berdiskusi dengan perangkat kampung. Tidak membutuhkan waktu lama, dengan komunikasi yang baik dan secara bijaksana kemudian diadakan rapat guna membahas dana BK3 yg dipimpin oleh Kepala kampung BapakMarkus Kombor yg dihadiri 30 orang saksi d
ari warga, 5 orang dari anggota Pos Wembi dan 3 orang dari anggota Satgasbant, sehingga menghasilkan kesepakatan bersama untuk dana BK3 yg dituntut warga langsung dicairkan dan dibagikan ke perorangan warga yang berhak sehingga permasalahan tersebut segera terselasaikan. Mengingat baahwa daerah Pos Wembi adalah salah satu Pos yang patut di waspadai tingkat kerawanannya karena dimana pernah terjadi Pembantaian sadis oleh kelompok OPM terhadap penghuni Pos tersebut.
Dari pengalaman Pos tersebut yang waktu masuknya belum cukup lama ternyata membuka pemikiran masyarakat sekitar, bahwa Pos Pamtas dapat memberikan wahana baru bagi masyarakat, permasalahan masyarakat secara umum di Papua yang dihadapi adalah masalah kesenjangan sosial dan ekonomi, kesetaraan hidup dalam mendapatkan kesejahteraan serta hidup saling toleransi antar sesama manusia tidak bias disamakan dengan hewan buas yang memangsa yang lemah. Komunikasi dan koordinasi yang baik anatar prajurit terhadap aparatur pemerintah juga menjadi peran penting dalam menjebantani suasana komunikasi sosial kepada masyarakat.
Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Inilah yang dirasakan oleh prajurit Yonif 400/Raider pada penugasan Pamtas di tanah Papua, inilah sebagian kecil cerita yang kami bawa ke Asrama ketika Purna tugas kembali dan berkumpul bersama keluarag tercinta. Tetap kobarkan semangat “Pantang Mundur” dimanapun dan kapanpun bertugas.
Baca juga:  Danrem 071/Wk Sambut Kirab Merah Putih Haul Panglima Besar Jenderal Soedirman

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel