Skip to main content
Berita Satuan

Alutsista TNI Tidak Memadai

Dibaca: 416 Oleh 06 Jul 2015Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya meng­akui, alutsista yang dimiliki TNI saat ini tidak memadai, baik dari sisi jumlah maupun kesiapannnya. Bahkan, alut­sista yang tersedia pun tidak semuanya siap untuk dipergunakan. Jatuhnya pesawat Hercules pekan lalu, ujar dia, menunjukkan alutsista TNI memang belum memadai, karena masih banyak pesawat buatan tahun 1960 yang masih dioperasikan. Kedepannya, Tantowi meminta TNI lebih ter­buka terkait kelayakan dan keamanan alutsista.

Dari sisi anggaran jika dibanding­kan tugas pokok dan fungsi TNI dalam menjamin keutuhan NKRI tentunya tidaklah ideal,  ujar Tantowi kepada Suara Karya di Jakarta, kemarin. Menurut politisi Partai Golkar versi munas Bali ini, kebutuhan ideal TNI untuk pengadaan alutsista saat ini mi­nimal dua kali. Minimum Essential Force kita  sekarang atau  sekitar Rp 600 tri­liun.

Hal ini,  sesuai dengan doktrin per­tahanan kita, yakni pertahanan se­mesta dengan TNI sebagai komponen utama dibantu komponen pendukung dan komponen cadangan. Ini yang membuat kita disegani oleh dunia. Kita memang tidak mau tergantung ke satu negara, ujar Tanto­wi. Ketidaktersedian dana bagi alut­sista ini, katanya, mengakibatkan TNI hingga kini belum bisa membeli amu­nisi, karena pembelian pesawat dan amunisi dilakukan secara terpisah.

Baca juga:  Cegah Penyebaran Covid-19, Satgas Yonif 742 Sosialisasi 5M dan 3T di Perbatasan

Terkait jatuhnya Hercules TNI AU di Medan, Tantowi menandaskan, harus jadi momentum untuk mengubah ba­nyak hal, di antaranya, penentuan pos­tur pertahanan dan pengganggaran, terutama karena ancaman itu nyata, seperti ancaman dari garis batas nega­ra dengan negara tetangga.

Tantowi juga memaparkan, antara sistem penentuan anggaran dan postur pertahanan negara terjadi anomali. Ji­ka di negara lain ancaman itu ditentu­kan baru kemudian dirumuskan dok­trin, postur pertahanan dan sistem per­senjataannya.  Setelah itu ditentukan berapa dana yang diperlukan. Sementara kita tidak, tentukan dulu jumlah uangnya, baru diatur apa saja senjata dan sistemnya yang bisa dibeli. Ini pekerjaan rumah yang harus kita ubah,  ujarnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha mengatakan, TNI sebagai satu-satunya organisasi tenta­ra di dunia yang tidak mempunyai sa­telit untuk militer. Karena untuk men­dapatkan itu, kita harus mendapat per­setujuan dari Amerika Serikat, yang prosesnya cukup rumit. Pesawat Sukhoi yang dibeli dari Rusia pun, ternyata juga tidak ada amunisinya. Karena itu, kuat tidaknya TNI tergantung Presiden Jokowi.

Baca juga:  Danrem 174 Merauke Hadiri Pentabisan Imam Baru dan Diakon Keuskupan Agung Merauke

Helikopter Malaysia mendarat di Sebatik, Hercules jatuh dan sebagainya, ini menunjukkan bahwa TNI kita memang lemah. Karena itu, harus di­perkuat dengan menaikkan anggaran alutsista. Dari anggaran Rp 105 triliun (Kemenhan APBN 2015) menjadi Rp 200 triliun untuk APBN 2016, tegas Syaifullah Tamliha. (Sumber: HU Suara Karya)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel