Rohil (3/7/2015) – Sejarah berdirinya Kota Bagan Siapi-api tidak bisa di lepaskan dengan ritual bakar tongkang yang diadakan setiap tahun nya oleh masyarakat Etnis Tionghoa, yang berada di Kabupaten Rohil dan sekitarnya. Berawal dari berangkatnya beberapa keluarga dari daratan cina, guna mencari tempat kehidupan yang baru. Pada saat beberapa keluarga ini merantau dengan mengunakan kapal kayu, di suatu saat mereka melihat adanya cahaya, kemudian mereka menuju asal cahaya tersebut yang ternyata kumpulan kunang-kunang diatas tempat penampungan ikan (Bagan). Setelah beberapa lama berada di tempat tersebut para perantau merasakan mendapatkan tempat yang cocok, khususnya dari segi kehidupan para perantau membakar kapal mereka sebagai tradisi atau simbol tidak akan kembali serta sebagai bentuk sesajen atau ritual bagi Dewa mereka. Disamping itu juga bakar tongkang merupakan ritual budaya yang harus kita lestarikan, pelihara dan kita jaga, agar budaya bakar tongkang tidak punah dan bermanfaat bagi anak cucu kita kedepannya dan mempertahankan ritual ini melalui dinas pariwisata serta perwakilan Riau yang ada di pusat, untuk menunjang kegiatan ini perlu terus pembenahan sarana infrastruktur jalan dan jembatan menuju Kab.Rohil.
Dalam kegiatan acara ini Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Nurendi, M. Si (Han) yang didampingi Plt Gubernur Riau H. Arsyadjuliandi Rachman ikut serta dalam acara bakar tongkang yang bertempat Kota Bagan Siapi-api Kabupaten Rohil. Hingga saat ini ritual tetap dilaksanakan setiap tahunnya, sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur masyarakat Tionghoa yang berdomisili di Kabupaten Rohil. Danrem 031/Wirabima mengucapkan terimakasih atas sambutan dan undangannya pada Pemerintah Daerah dan masyarakat Kabupaten Rohil, karena masih melestarikan ritual ini.
Hadir pada acara bakar tongkang tersebut, Danrem 031/WB, Plt Gubri, Ketua DPRD Riau, Bupati Kab. Rohil, Danlanal Dumai, Kasi Intel, Dandim 0320/Dumai serta para undangan lainnya turut serta menyaksikan prosesi ritual ini. Prosesi diawali dari Mess Bupati Rohil dengan mengendarai kendaraan tradisional masyarakat Rohil berupa becak dayung.
