Skip to main content
Kodam V/Brawijaya

Kodim 0812 Gelar Rakoord Daya Serap Bulog

Dibaca: 75 Oleh 20 Agu 2015Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Lamongan ( 20/08 ) Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan daya serap Bulog dalam membeli hasil panen petani, diantaranya adalah lemahnya pemahaman para petani untuk mendukung secara total program Swasembada Pangan Nasional, juga karena derasnya pengaruh para tengkulak / pemilik gudang swasta / pemilik penggilingan padi yang ditengarai memiliki kemampuan dalam mengendalikan harga hasil panen petani, sehingga membuat sebagian petani menjual hasil panennya kepada para tengkulak.

Berkenaan dengan daya serap Bulog, Dandim 0812 Letkol Inf Jemz Andre R.E, S.Sos dalam upayanya untuk memenuhi target yang dicanangkan oleh pemerintah, pada Rabu 19 Agustus 2015 pukul 14.30 wib di Aula Kadet Suwoko Makodim Lamongan telah dilaksanakan rapat koordinasi penyerapan beras petani oleh Bulog dengan Asosiasi Penggilingan Padi se – wilayah Kodim Lamongan, guna mensukseskan target program Swasembada Pangan khususnya padi.

Disampaikan oleh Dandim bahwa dengan adanya tuntutan kepada seluruh pihak yang terkait dalam peningkatan produksi padi, juga pentingnya penyaluran hasil pasca panen petani, dan Kab. Lamongan sebagai salah satu lumbung padi Jatim, namun hingga saat ini gudang Bulog Sub Divre Lamongan belum mampu menyerap hasil panen petani secara maksimal. Dari target penyerapan Bulog untuk bulan Juni sampai dengan September 2015 sebesar 17.000 Ton, namun hingga saat ini baru terserap sejumlah 4.010 Ton, atau baru mencapai 23,6% dari target yang ditetapkan, suatu keadaan yang cukup ironis jika dihadapkan dengan hasil panen petani Kab. Lamongan dimana sampai bulan Agustus ini hasil panen padi mencapai 845.737 Ton. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya kendala dilapangan, diantaranya tidak semua elemen masyarakat secara sadar mendukung sepenuhnya program tersebut, meski program tersebut untuk kepentingan Bangsa dan Negara, termasuk tidak sinerginya harga padi dan beras antara Bulog dan para Tengkulak, dan untuk itulah digelar rapat koordinasi tersebut dalam rangka mensinergikan peran dan kerja sama antara Asosiasi Penggilingan Padi se wilayah Kab. Lamongan dengan Bulog Kab. Lamongan, sehingga tidak terjadi tarik menarik perebutan pasar di lapangan, jelas Dandim Lamongan.

Baca juga:  Danrem 083/Bdj Pimpin Upacara Penutupan TMMD Ke 117 Kodim 0824/Jember

Asisten II Sekda Kab. Lamongan Faiz Junaidi menambahkan dan mengingatkan peserta rapat bahwa semua pihak hendaknya menyadari bahwa Negara kita menjadi tujuan Eksploitasi dan penguasaan sumber daya alam oleh negara lain, dan apabila kita tidak mampu mengolah sumber daya alam termasuk pertanian dan hasil – hasilnya, maka akan menjadi permasalahan yang sangat krusial, Kab. Lamongan sebagai salah satu lumbung padi di Jatim merupakan salah satu daerah sasaran ekspolitasi, dan Bulog harus mampu mengendalikan harga padi maupun beras dengan sebaik-baiknya.

Sambutan Kabulog Bpk. Witono mengatakan, bahwa dalam hal pertanian TNI bertugas melaksanakan pendampingan kepada para petani, mulai tanam sampai panen hingga pendistribusian/penjualan hasil panen, Bulog mempunyai tugas untuk mendorong dan menyerap hasil panen padi maupun beras, sejak 15 Juli 2015 Bulog sudah menaikkan harga belinya, dan Panglima TNI meminta agar Bulog membeli beras dari kalangan pengusaha beras / penggilingan padi dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional, dimana saat ini baru mencapai 560.000 Ton atau baru 64%.

Baca juga:  Pangdam XVIII/Kasuari Ikuti Rapat Virtual Dengan Presiden RI Terkait Vaksinasi Massal

Sementara Kanit Reskrim II Polres Lamongan Ipda Ach. Khusen menghimbau seluruh masyarakat supaya tidak melaksanakan penimbunan beras, serta menginformasikan tentang tindak pidana penimbunan beras, dan pihak Polri dalam penegakkan hukum mempunyai prinsip bila ditemukan penimbunan maka akan dilaksanakan penyidikan sebelum proses penjatuhan hukuman, dan proses penyidikan yang dilaksanakan Polri akan dilaksanakan secara terbuka atau transparan.

Di akhir rapat terdapat masukan dari salah satu peserta yang berharap dengan rapat koordinasi tersebut pangan bertambah melimpah, juga disampaikan bahwa proses penyerapan beras oleh Bulog dirasakan terlalu ruwet, sehingga dari Asosiasi Penggilingan Padi tersebut mengharapkan adanya pengawalan ketika barang masuk sampai dengan pendistribusian pada masyarakat.
Hadir pada rapat koordinasi tersebut adalah Aster Kasdam V/Brw, Kabulog Divre Jatim, Kabulog Sub Divre Bojonegoro, Kepala Dinas Pertanian Kab. Lamongan, Kepala Diskoperindag Kab. Lamongan, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kab. Lamongan, para Danramil jajaran Dim 0812/Lamongan dan para pengusaha penggilingan padi se – Kab. Lamongan. ( Penrem 082/CPYJ )

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel