Skip to main content
Berita Satuan

Bentrok Karena Kepemimpinan Lemah

Dibaca: 112 Oleh 02 Sep 2015Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Bentrok antara anggota TNI danPolri terus berulang. Terakhir, perselisihana ntarkorps tersebut terjadi di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dan menewaskan anggota Kompi Senapan B Yonif 721/ Makassar, yakni Prada Yuliadi. Berulangnya konflik bukan karena masalah sepele, tetapi karena lemahnya kepemimpinan dan kesenjangan ekonomi.

Mantan Kepala Staf Teritorial TNI, Agus Widjoyo menyatakan, kenakalan prajurit adalah hal biasa. Di korps dan kesatuan mana pun, pasti ada saja prajurit yang bertingkah tidak terpuji. Tetap seharusnya ketidak displinan tersebut bisa diredam dengan kepemimpinan yang baik, mulai dari komandan di lapangan sampai pemimpin tertinggi.

Ini soal kepemimpinan. Masalah pasti selalu ada. Namun, seorang komandan dan pemimpin harus bisa memberikan reaksi yang benar. Penertiban disiplin harus tegas, tanpa memandang kesatuan dan korps masing-masing,  kata Agus Widjojo, kepada SH,  Selasa, tanggal 1 September 2015,  pagi. Ia mengatakan, berbagai cara harus terus dicoba untuk mengurangi ketegangan antara korps TNI dan Polri. Kerja sama harus terus dibangun.  Para pemimpin juga harus mampu secara adil menjatuhkan sanksi yang tegas kepada anak buahnya yang terbukti salah. Hilangkan ego sektoral. Kalau anak buah sendiri salah, pemimpin harus bertindak tegas,  kata Agus yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua MPR ini.

Ia jugamelihat, salah satu akar pemicu bentrokan adalah adanya kesenjangan kesejahteraan. Menurutnya di lapangan, ada oknum-oknum, baik TNI maupun Polri, yang mencari penghasilan selain yang diberikan negara. Ini juga harus ditindak. Kesenjangan itu akarnya. Kalau semua memperoleh penghasilan hanya dari negara, tidak akan ada kecemburuan antarkorps,  ujarnya.

Baca juga:  Panglima TNI : Tidak Ada Toleransi Bagi Prajurit Pelanggar Netralitas

Anggota Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin menyatakan, bentrokan yang berulang disebabkan masalah kepemimpinan. Panglima TNI dan Kapolri harus bisa menekan peristiwa ini supaya tidak boleh terjadi lagi,  katanya.  Menurutnya, penyabab terjadinya bentrokan ini harus dipelajari. Apalagi, insiden ini menyangkut moral prajurit. Dia mengatakan, saat bentrokan, baik aparat TNI maupun Polri, sama-sama melepaskan tembakan. Padahal menurut Tubagus, pemakaian senjatahanya digunakan untuk kepentingan negara, bukan bertempur sesama aparat.

SudahKondusif

Kabid Humas Polda Sulselbar, Ajun Komisaris Besar (AKB) Barung Mangera mengungkapkan, Kapolda Sulselbar dan Pangdam VII/Wirabuana telah mendatangi langsung lokasi guna meredam meluasnya konflik antar korps, Barung menyebutkan, pagi ini, publik juga telah bisa menerima pelayanan dari Polres Polman, meski belum optimal.

Kapoldasudah di Polman, Direktur Intel danDirekturShabara di lokasi.SemuapejabatPoldaada di TKP (tempatkejadianperkara), kata Barung. Berdasarkan informasi yang diperoleh SH, bentrokan berawal pada Minggu (30/8). Anggota polisi sedang mengamankan motor cross. Kesalah pahaman diduga terjadi ketika anggota Polres Polman menegur anggotaBatalion 721.

Prada Yuliadi yang terkena tembakan di bagian perut dievakuasi ke RSU Polewali untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun akhirnya, ia mengembuskan napas terakhir.

Baca juga:  Perbatasan Sasaran Program TMMD

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Pandjaitan menilai, masalah itu bukanlah masalah serius. Konflik tersebut sudah diselesaikan secara adat. Itu sudah diselesaikan Pangdam (Panglima KodamVll/ Wirabuana  Mayjen TNI Bachtiar) secara adat, ujarnya kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin, tanggal 31 Agustus 2015

Namun, Luhut tidak memberikan solusi bagaimana agar dua instansi penegak hukum itu tidak lagi terlibat konflik. Ia hanya ingin fokus menyelesaikan masalah gejola kekonom dewasa ini. Menurutnya, pertikaian antara TNI-Polri bukanlah masalah serius. Kamu kakak-beradik saja bisa berkelahi, itu bukan masalah serius. Masalah serius itu adalah bagaimana ekonomi kita bertambah baik, ucapnya.

Bentrok TNI – Polri 2014-2015

Tahun 2015 :

30 Agustus: Bentrok antara TNI-Polri di Sirkuit Permanen Sport Center, Polewali Mandar, Sulawesi Selatan, mengakibatkan anggota Kompi Senapan B Yonif 721/Makassar Prajurit Dua, Yuliadi, tertembak di bagian perut dan tewas di tempat.

Tahun 2014 :

20 November: Bentrokan yang terjadidi Binjai, mengakibatkan Brigadir Beni Sihombing anggota Brimob Polda Sumut tewas stelahditikam oleh oknum personel TNI.

19 November: Bentrokan antara anggota Yonif 134/Tuab Sakti dengan Brimob Polda Kepri di Tembesi, Batam. Praka JK Marpaung seorang anggota TNI tewas tertembak. Anggota TNI sempat mengepung dan menembaki markas Brimob. Wakil Gurbernur Kepri yang berada di TKP sempat terkepung dan kemudian masyarakat Batam yang melihat situasi ini menghalau anggota TNI.

Baca juga:  Panglima TNI Terima Kunjungan Dubes Srilangka

15 November: Penusukan yang mengakibatkan luka-luka terhadap Brigadir TN anggota Brimob yang dilakukan oleh tujuh lelaki berambut cepak yang diduga anggota TNI di Pasar kembang Yogyakarta

14 Oktober:   Sejumlah personel TNI Yonif 756/Wamena dan Brimob baku tembak di Pirime,  Lanny Jaya, Papua. Letnan Ali terluka tertembak di kaki. Peristiwa tersebut terjadi saat anggota Brimob melakukan sweeping dan diketahui ada anggota TNI menumpang truk dan terjadi cekcok.

29 September: Seorang anggota polisi Aiptu Paulus Lekatompessy tewas dikeroyok di Asrama TNI di kawasan Benteng, Ambon.

21 September: Bentrok anatara aparat TNI dan Polisi di Batam mengakibatkan empat anggota Batalion 134 Tuah Sakti tertembak dan satu kendaraan serta bangunan dibakar.

7 Agustus: Bentrok anggota Yon Armed dengan Brimob di Cipanas, Cianjur, Jabar. Dua anggota TNI dan satu anggota Brimob terluka.

Pernyataan terkait bentrok polewali mandar:

Wakil Presiden Jusuf Kalla: Kejadian kemarin di Polman tuh karena polisinya menertibkan, ternyata sudah ada tentara. Mungkinia (polisi) tidak tahu, tapi tak tahu juga kenapa cepat nembak.

Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu: Kasus perkelahian tersebut sebagai sesuatu yang memalukan. Tidak boleh terjadi lagi itu.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Wuryanto: Peristiwa di Polewali Mandar adalah kesalah pahaman. Tidak ada hubungan dengan satuan maupun korps.               (Sumber: HU SinarHarapan)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel