Skip to main content
Berita Satuan

Prajurit TNI Jadi Guru di Wilayah Terpencil Perbatasan RI-PNG

Dibaca: 60 Oleh 07 Jan 2016Maret 30th, 2020Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

(Puspen TNI. Kamis, 7 Januari 2016). Banyak murid-murid SD yang belum bisa membaca, menulis dan berhitung. Melihat kondisi nyata tersebut, Prajurit TNI Satgas Yonif 406/CK melaksanakan kegiatan teritorial salah satunya adalah menjadi guru di wilayah terpencil perbatasan RI-PNG yang sulit dijangkau.

Hal tersebut dikemukakan Dansatgas Yonif (Batalyon Infanteri) 406/CK Letkol Inf Aswin Kartawijaya, ketika memantau kegiatan mengajar bagi siswa dan siswi SD yang dilakukan oleh Prajurit TNI Yonif 406/CK yang tergabung dalam Satgas Pamtas RI-PNG (Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia dan Papua Nugini) di Kampung Molov dan Kiwirok, Keerom, Papua, Kamis (7/1/2016).

“Prajurit TNI Satgas Yonif 406/CK melaksanakan kegiatan mengajar dengan berbagai metode seperti permainan sulap dan pemberian reward kepada murid, sehingga apa yang diajarkan dapat diterima, dimengerti, dan diingat oleh murid-murid sekolah,” ujar Letkol Inf Aswin Kartawijaya.

“Salah satu yang dilakukan Prajurit TNI Satgas Yonif 406/CK adalah dengan menampilkan permainan sulap kemudian kegiatan mengajar, serta memberikan reward berupa permen gula-gula dan snack kepada para murid yang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan, dan juga bila ada murid yang bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya,” tutur Dansatgas Yonif 406/CK.

Baca juga:  Gunung Sinabung Luncurkan Awan Panas hingga 4.000 Meter

Lebih lanjut Letkol Inf Aswin Kartawijaya menyampaikan bahwa, tidak semua kampung yang berada di wilayah binaan Satgas Yonif 406/CK memiliki sekolah. Bila dilihat dari segi fasilitas, sekolah-sekolah yang berada di wilayah binaan Satgas Yonif 406/CK bisa dibilang jauh dari kata layak, dimana sekolah-sekolah yang ada belum memiliki sarana prasarana yang memadai, seperti buku tulis, buku belajar, tempat yang bersih dan nyaman.

“Bila dilihat dari sisi tenaga pengajar lebih memprihatinkan, beberapa sekolah hanya memiliki dua guru yang mengajar beberapa kelas dalam waktu yang sama. Selain itu akses jalan menuju sekolah juga cukup jauh jarak tempuhnya, sehingga apabila ke sekolah tersebut harus menyusuri sungai dengan perahu selama kurang lebih dua jam perjalanan,” pungkas Dansatgas Yonif 406/CK Letkol Inf Aswin Kartawijaya.

Sementara itu Bapak guru ferry dan tokoh Adat di Kampung Kiwirok Bapak Tobias Lembar mengungkapkan kesenangannya dan mengucapkan terimakasih kepada Prajurit TNI Satgas Yonif 406/CK yang dengan sukarela dan ikhlas jauh-jauh datang ke kampung kami untuk mengajar dan berbagi ilmu.

Baca juga:  TNI BANTU PERBAIKI JEMBATAN COMAL PEMALANG

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel