Skip to main content
Berita Satuan

Hadiri Panen Raya Di Cilacap: Mentan Tak Takut Di-Reshuffle Karena Tolak Impor Beras

Dibaca: 13 Oleh 01 Mar 2016Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan, tidak takut di-reshuffle karena menolak impor beras. Pasalnya, kebijakan menolak impor beras, banyak pihak yang terganggu sehingga mendorong Presiden Jokowi untuk mereshuffle-nya.

Hal itu dikatakan Amran saat membuka acara panen raya padi serentak di Cilacap, Jawa Tengah, kemarin, 29 Februari 2016.

Masalah reshuffle kabinet itu merupakan hak prerogratif presiden. Yang penting bagi kami kerja, kerja dan kerja, ujar Amran.

Terkait impor beras, Mentan mengakui, sudah ada lobi-lobi dari negara tetangga kepada pemerintah terkait impor beras tahun ini. Namun Amran te­gaskan, permintaan impor itu sudah ditolak. Saya dihubungi Menteri dari Thailand, ditanya kok permintaan impor sepi. Saya jawab tidak perlu impor karena itu rugikan petani, kata Amran.

 Tak hanya itu, kata Amran, impor berasj hanya akan mere­potkan petani lokal. Saya bilang, kalau kami impor itu sama dengan menyakiti petani kami, berarti sama saja menya­kiti saya, tegas Amran.

Panen raya padi ini dige­lar di tujuh provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Turut hadir dalam acara tersebut. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Mulyono, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, Direktur Pelayanan Publik Bulog Wahyu Suparyono, Perwakilan Mabes Polri, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), dan petani di Jawa Tengah.

Baca juga:  Tinjau Kondisi Prajurit Satgas Pamtas Yonif 642/KPS, Tim Wasev Mabesad Kunjungi Pos Perbatasan

Kegiatan panen raya ini se­bagai gong penanda, bahwa saat ini Indonesia tengah memasuki masa panen sehingga beberapa bulan ke depan persediaan beras nasional aman, katanya.

Lebih lanjut dia menyampai­kan, dengan panen raya stok pangan terjamin. Sebab, pada panen raya nanti Gabah Kering Giling (GKG) yang akan di­panen diperkirakan mencapai lima juta ton. Bahkan selama Maret akan terkumpul 12,5 juta ton gabah dari hasil panen rakyat, tutur Amran.

Amran mengatakan, produksi padi awal tahun ini meningkat walau mengalami kemunduran waktu tanam akibat El nino dan lainnya. Namun pemerintah sudah mengantisipasi musim kering berkepanjangan sejak dini.

Kita antisipasi melalui penyaluran pompa air, pem­bangunan rehabilitasi embung, Jong storage, dan rehabilitasi jaringan irigasi. Kami bisa me­lewati el nino terbesar ini, papar Amran.

Dalam kesempatan tersebut, Amran juga menuding ada pihak yang memainkan harga beras dengan tujuan ingin mendapat keuntungan sebesar-besarnya yang justru malah merugikan masyarakat. Pihak tersebut, kata Amran, merupakan pedagang perantara atau middle men yang selalu mencari kesempatan me­nyimpan dan melepas beras ke pasar di saat situasi perberasan sedang sulit.

Baca juga:  Prajurit Brigif PR 17/SBB Divif 1 Kostrad Latihan Double Stick dan BDM

Para pedagang perantara ini tidak memiliki niat baik dalam upaya menstabilkan harga beras karena hanya mau melepas di saat harga kebutuhan pokok itu mengalami kenaikan. Tapi di saat harga beras stabil da­lam posisi tak terlalu tinggi, mereka justru melepas, ke pasar, tuturnya.

Kondisi yang terjadi saat ini, kata Amran, menunjukkan adanya pemasukan beras secara besar-besaran di sentra pasar be­ras. Hal ini mengakibatkan stok beras di pasar melimpah. Harga beras minggu pertama Februari Rp 13.344 per kilogram dan di minggu kedua turun merijadi Rp 7.500 – Rp 10.000 per kilogram.

Ini anomali yang tak per­nah terjadi dalam lima sampai 10 tahun. Ini juga menunjuk­kan kalau produksi beras na­sional meningkat, pungkas Amran.  (Sumber: HU Rakyat Merdeka)

 

 

 

 

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel