Skip to main content
Kodam XVI/Pattimura

Program Emas Biru dan Pengembangannya

Dibaca: 199 Oleh 18 Jul 2016Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

(Ambon, 16/7)- Prospek emas Biru di Maluku Provinsi Maluku kaya akan potensi sumberdaya Kelautan dan Perikanannya. Perairan Maluku yang subur sangat kondusif untuk menjadi habitat ikan-ikan bernilai jual tinggi seperti berbagai jenis ikan kerapu, bubara, kakap, samandar,dan jenis ikan ekonomis lainnya.

Budidaya ikan laut sudah mulai dikembangkan oleh para pembudidaya di Ambon, Tual, Seram, Dobo, Banda dan beberapa daerah lainnya di Maluku. Para pembudidaya mengelola unit usaha keramba jaring apung (KJA) sebagai wadah produksi ikan-ikan bernilai jual tinggi tersebut. Harga ikan kerapu tikus di pasar domestic bisa mencapai Rp. 250.000 – Rp. 300.000/kg. Budidaya ikan di keramba jaring apung merupakan usaha yang produktif dan menyerap banyak tenaga kerja.

Potensi Areal Budidaya Laut Maluku mencapai 495.300 Ha, Lahan Efektif terdiri dari Kerapu 135.000 Ha, Rumput Laut 206.000 Ha, Tiram Mutiara 73.400 Ha, Teripang 28.000 Ha, Lobster 23.000 Ha, Kekerangan 29.000 Ha. Dengan data tersebut terlihat jelas bahwa Prospek sektor perikanan Budidaya sangat menjanjikan untuk di kembangkan.

Baca juga:  MAYJEN TNI MERIS WIRYADI BERSAMA PARA LATUPATI DAN PARA RAJA SE-MALUKU KOBARKAN SEMANGAT PERDAMAIAN HIDUP ORANG BASUDARA

Budidaya Ikan dalam mendukung LIN Maluku diuntungkan dengan keberadaan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Waiheru yang terletak di Kota Ambon yang merupakan sentra pembenihan Ikan yang kiranya dapat menunjang kegiatan Pengembangan Budidaya Laut di Maluku.

Pengembangan budidaya laut atau dikenal dengan Marikultur terus dikembangkan karena Didukung dengan potensi yang cukup besar, marikultur juga dinilai akan dapat berkontribusi banyak untuk mendorong Maluku sebagai Kawasan Lumbung Ikan Nasional dan dapat mewujudkan Visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

Laut harus menjadi sumber pangan dan ekonomi daerah dan bangsa di masa depan. Implementasi nyata yang telah dilakukan lewat Program Emas Biru (Budidaya Ikan) yang lagi sementara digalakan pada provinsi Maluku dan Maluku utara.

Dibawah koordinator Kodam XVI Pattimura dan bekerjasama dengan Pemerintah daerah via Dinas Kelautan dan Perikanan, Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) & SUPM Waiheru Ambon serta didukung Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia mulai mengintenskan kegiatan sosialisasi program emas biru yakni pengembangan usaha budidaya ikan bermitra dengan beberapa elemen stakholder perikanan dan juga perbankan guna membantu masyarakat dalam aktifitas kegiatan budidaya berupa pelatihan-pelatihan dan bantuan langsung sarana-prasarana budidaya bagi Nelayan.

Baca juga:  Mengurangi Polusi Udara Dengan Bersepeda

Kegiatan ini sudah berjalan hampir setahun dan telah menunjukan perkembangan yang signifikan. Antusiasme Nelayan untuk melakukan kegiatan budidaya begitu besar, sehingga menumbuhkan minat dan semangat melakukan kegiatan budidaya ikan.

Panen Ikan Budidaya Perikanan Pada Rabu, 27 April 2016 lalu, Hasil dari Program Emas Biru telah terlihat, Setelah empat bulan dilakukan budidaya ikan akhirnya mulai dirasakan manfaatnya dengan melakukan panen perdana ikan kerapu dan ikan kakap putih, hasil budidaya di keramba jaring apung yang terletak di belakang SUPM Waiheru Ambon, Panen perdana ini dilakukan Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Donni Monardo, bersama Kapolda Maluku Brigjen Ilham Salahudin dan jajaran pejabat perbankan lainnya di Ambon.

Budidaya ikan di keramba terapung itu merupakan program emas biru yang sementara digalakan sebagai wujud harapan menjadikan Maluku sebagai sentra produksi perikanan Budidaya laut terbesar di Indonesia bahkan dunia.

Geliat semangat Emas Biru semakin terlihat jelas lagi dimana pada Hari kamis, 14 Juli 2016 kemarin, kelompok Nelayan Pembudidaya ikan “Besarkan Kami” binaan BPBL Waiheru Ambon yang berlokasi di teluk Ambon Bagian dalam melakukan Panen Ikan kerapu cantang mencapai 1 Ton yang langsung dipasarkan lewat Kapal transporter (Kapal pengangkut ikan Hidup) membeli langsung di lokasi budidaya. Yang kisaran harga mencapai 50.000/kg kerapu cantang, 85.000/kg kerapu macan dan 250.000-300.000/kg kerapu tikus budidaya. Harga fluktuasi tergantung kondisi pasar dan nilai (Oleh : Amrullah Usemahu,S.Pi.

Baca juga:  Pererat Terus Hubungan antara TNI dengan Rakyat

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel