Skip to main content
Kodam XIV Hasanuddin

TNI Temukan Desa Tersembunyi di Perbatasan RI-Papua Nugini

Dibaca: 1389 Oleh 23 Feb 2017Januari 22nd, 2018Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Prajurit TNI dari Batalyon Infanteri Raider/700 Kodam VII/Wirabuana yang sedang melaksanakan patroli patok batas yang ada di sekitaran Pegunungan Bintang Perbatasan RI-PNG, menemukan sebuah desa yang belum ada di peta Indonesia.

Kampung itu bernama Digi, sebuah kampung yang berada di Pedalaman wilayah Kapubaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.

Jumlah penduduk kampungnya kurang lebih ada enam Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 30 jiwa, dimana mereka dalam kehidupan kesehariannya masih sangat tradisional berada sekitar 50 km jauh dari Distrik Iwur.

Jarak antara rumah yang satu dengan yang lainnya lumayan berjauhan, rata-rata 10 meter sampai 20 meter. Bentuk rumahnya beda-beda, ada rumah panggung dan ada juga gubuk. Makanan pokok mereka yaitu sagu serta ubi yang di dapat dari hasil bercocok tanam mereka sendiri.

Karena lokasinya berada di pedalaman, mereka tidak pernah berkomunikasi dengan masyarakat luar karena akses jalan sampai sekarang belum ada. Namun mereka hanya mengenal kelompoknya yang tinggal di sekitar itu.

Baca juga:  Apel Komandan Satuan, Memelihara Naluri Tempur Prajurit

Warga yang kini menempati kampung Digi ini mengakui sudah 30 tahun tinggal disana dan dipimpin oleh seorang kepala suku yang bernama Terry Digibin. Sebelumnya orang yang tinggal disini ada sekitar 100 jiwa tetapi sebagian sudah menyeberang ke Papua Nugini.

Menurut Dansatgas Yonif 700/Raider, Letkol Infanteri Horas Sitinjak bahwa saat itu anggota Satgas Pamtas Yonif 700/Raider yang dipimpin oleh Lettu Kurdi melaksanakan patroli patok batas. Pada saat melintasi hutan, patroli melintasi suatu Kampung yang masih terisolir yang namanya tidak ada sama sekali dalam peta, tetapi masuk wilayah Indonesia.
“Setelah mendatangi Kampung tersebut, anggota yang tengah berpatroli tersebut bertemu dengan Bapak Terry Digibin yang merupakan Kepala Suku Kampung Digi,” ungkapnya.
Dansatgas juga menuturkan bahwa pada kesempatan tersebut Letnan Satu Kurdi sempat berkomunikasi dan bertanya beberapa hal kepada Kepala suku dari kampung Digi. Kemudian Kepala Suku menyampaikan bahwa mereka sangat memerlukan infrastruktur bangunan jalan yang dapat menghubungkan mereka dengan sebagian orang lain, tetapi mereka tidak mengerti harus melapor kepada siapa.
Diungkapkan Kepala Suku bahwa dirinya dan warga sampai sekarang ini tidak memahami ingin mengadu ke siapa lantaran mereka tidak mengerti dengan status mereka, apakah merekan warga Indonesia atau warga PNG.
Dari komunikasi tertersebut kemudian anggota patroli memberikan penjelasan kepada Kepala Suku bahwa mereka berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan diberikan jalan bagaimana menghadap pemerintah daerah untuk memberitahukan keberadaan mereka agar Kampung tersebut bisa tersentuh oleh pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemda.

Baca juga:  Kasad : “Kinerja Wanita Juga Sangat Hebat”

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel