Skip to main content
Berita Satuan

Panglima TNI : Siber, Biologis dan Kesenjangan Merupakan Ancaman Potensial

Dibaca: 69 Oleh 08 Feb 2018Maret 30th, 2020Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

TNI AD-Jakarta. Memasuki era distrupsi saat ini, ancaman potensial yang perlu dicermati adalah ancaman siber, biologis dan kesenjangan. Ketiga ancaman tersebut meski berbeda ranah, namun secara prinsip memiliki benang merah yang dapat mengamplifikasi satu sama lain.

Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. saat memberikan pembekalan pada acara Rapat Kerja Gubernur Seluruh Indonesia, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (7/2/2018).

7a__2_

Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, ancaman kesenjangan yang merupakan perpaduan dari inovasi disruptif pada bidang teknologi siber dan bidang biologi, merupakan akar persoalan dari munculnya berbagai paham kekecewaan yang berorientasi pada populisme, ekstrimisme dan radikalisme. “Semakin besar kesenjangan itu terjadi, akan semakin tumbuh subur berbagai paham kekecewaan tersebut, yang berusaha mendeligitimasi kekuasaan pemerintah yang sah melalui cara-cara yang cenderung bersifat inkonstitusional,” jelasnya.

Panglima TNI menjelaskan, perkembangan teknologi siber bisa menciptakan Lonewolf (sebutan pelaku aksi teror seorang diri). Dengan kemajuan teknologi, sangat mudah memprofilling seseorang. Kemudian orang itu akan dibina secara online dan ancamannya menjadi lonewolf atau menjadi serigala-serigala tunggal yang siap melakukan teror. “Melalui jaringan teknologi itu, para Lonewolf bisa merancang sendiri senjata untuk melakukan aksi teror. Apalagi dengan perkembangan sekarang, aktivisual intelejen bisa membuat apapun. Ini adalah ancaman siber,” ujarnya.

Baca juga:  Panglima TNI, Mantan Presiden Barcelona dan Pemilik Valencia Sambangi PS TNI

Panglima TNI memberikan contoh nyata, salah satunya adalah ancaman siber di media sosial yang telah digunakan untuk mendistorsi dan mengeksploitasi berbagai isu kesenjangan dan etnisitas terhadap Kejadian Luar Biasa Campak dan Gizi Buruk yang menimpa masyarakat di Papua. “Dengan distorsi permasalahan tersebut, energi yang kita keluarkan justru terkuras bukan untuk mencari esensi permasalahannya,”ungkapnya.

Diakhir pembekalannya Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan 7 (tujuh) strategi TNI dalam menghadapi berbagai ancaman kedepan, sebagai berikut : pertama, strategi TNI adalah selalu mengedepankan pendekatan menyeluruh pemerintahan atau a whole of government approach dalam mengatasi berbagai permasalahan yang mengganggu stabilitas nasional.

Kedua, TNI akan selalu mengedepankan kerja sama yang erat dengan pemangku kepentingan keamanan lainnya, utamanya Kepolisian Republik Indonesia. Ketiga, TNI akan sedapat mungkin selalu mensinkronkan pembangunan dan gelar kekuatan yang dimiliki agar mengacu dengan pola pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

Keempat, TNI secara internal, baik melalui kekuatan terpusat maupun kewilayahan, akan selalu berlatih dan menyiapkan diri dalam menghadapi segala kontijensi yang terjadi. Kelima, TNI akan selalu siap untuk mengerahkan aset dan kemampuannya guna mendukung program pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan.

Baca juga:  Sinergi Satgas Yonif MR 411 dan KKP Merauke Cegah Malaria di Perbatasan

Keenam, TNI akan selalu hadir di tengah masyarakat dan berusaha menciptakan kondisi yang kondusif melalui cara-cara yang persuasif, sekaligus melaksanakan deteksi dini, cegah dini, temu cepat dan lapor cepat dan ketujuh, TNI dalam mengemban tugasnya harus menjadi suatu institusi negara yang netral dan tidak berafiliasi dengan kepentingan golongan politik manapun. (Puspen TNI).

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel