Skip to main content
Dinas Penerangan

Fogging Yonif 328, Pertama Kali di Kampung Kibay

Dibaca: 39 Oleh 25 Mar 2019Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

JAKARTA,tniad.mil.id,- Dalam rangka mencegah peredaran penyakit Malaria dan DBD (Demam Berdarah Dengue), Satgas Pamtas Yonif PR 328/DGH bersama dengan Dinas Kesehatan Jayapura melaksanakan kegiatan Fogging/pengasapan di Kampung Kibay, Distrik Arso Timur.

Hal tersebut disampaikan Dansatgas Yonif PR 328/DGH, Mayor Inf Erwin Iswari, S.Sos., M. Tr (Han), dalam rilis tertulisnya di Kabupten Keerom, Papua. Senin (25/3/2019).

Diungkapkan Erwin bahwa Kegiatan Fogging/pengasapan yang dipimpin oleh Danton Kesehatan, Lettu Ckm Hamiludin, ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Kampung Kibay. Selama ini belum pernah sama sekali dilakukan pencegahan penyakit malaria dengan program tersebut.

Kampung Kibay merupakan salah satu wilayah perbatasan yang endemik malaria, menurut data yang berada di Pos Kaliasin sudah ada 21 warga yang berobat dengan keluhan malaria.

“Ini menjadi komitmen kami dari Satgas bersama dengan Dinas Kesehatan yang pada bulan lalu di Jayapura, kami melakukan kesepakatan kerjasama dalam pencegahan penyakit malaria,” ujar Erwin.

“Direncanakan kedepannya dalam kegiatan Fogging/pengasapan ini, untuk seluruh kampung yang berada di bawah wilayah pos Satgas Yonif 328/DGH akan dilakukan hal serupa seperti yang dilakukan di Kampung Kibay,” imbuhnya.

Baca juga:  Kodim 0804/Magetan Bangun 190 Jamban untuk Masyarakat Se-Kabupaten Magetan

Pada kerjasama dalam pencegahan Malaria yang dilakukan dengan Dinas Kesehatan tersebut, disepakati bahwa Satgas 328/DGH akan selalu siap untuk membantu berupa tenaga personel, serta melaksanakan pemeriksaan maupun mendata warga yang sakit.

Kepala Kampung Kibay, Charles Lumbun mengatakan bahwa selama ini belum pernah dilakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencegah penyakit malaria, dan warga hanya berobat ke Pos milik personel Satgas untuk mendapatkan obat.

“Kami sama sekali belum pernah mendapat pelayan kesehatan di kampung sini, kalo mau berobat juga jauh harus ke Pitewi sejauh 45 Km dari kita pu kampung disini,” ujar Charles. (Dispenad)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel