Skip to main content
Kostrad

Lestarikan Budaya, Yonarmed 1 Tampilkan Tari Saman di Kampoeng Tentara

Dibaca: 50 Oleh 24 Agu 2019Tidak ada komentar
Lestarikan Budaya, Yonarmed 1 Tampilkan Tari Saman di Kampoeng Tentara
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

JAKARTA, tniad.mil.id – Salah satu cara melestarikan kearifan budaya lokal, Yonarmed 1 Kostrad, menampilkan tari Saman pada acara Gebyar Merah Putih yang digelar di Kampoeng Tentara, Kota Malang.

 

Hal tersebut disampaikan Komandan Resimen Artileri Medan (Danmenarmed) 1 Kostrad Letkol Arm Didik Harmono dalam keterangan tertulisnya, di Malang, Jumat (23/8/2019).

 

Diungkapkan Didik, acara yang baru pertama kali di gelar oleh Divisi 2 Kostrad itu, dilaksanakan pada Jumat 16 Agustus 2019 lalu.

 

“Prajurit kita membawakan tarian saman dari Aceh pada Gebyar Merah Putih di Kampoeng Tentara,” katanya.

 

Didik menuturkan bahwa tari saman merupakan tarian yang sangat membutuhkan kerjasama antara anggota tim. “Lewat tari saman, kita tunjukan ke kompakkan prajurit dalam menjaga NKRI,” imbuhnya.

 

Selanjutnya, tarian ini juga biasa dimainkan sebagai tempat menyampaikan nasihat, pesan atau dakwah kepada masyarakat.

 

“Tarian saman menggambarkan tentang keagamaan, pendidikan, sopan santun, kepahlawanan dan kebersamaan,” ujar Danmenarmed 1Kostrad.

 

Ia pun menjelaskan, tari saman adalah sebuah tarian Suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat.

Baca juga:  Jamban Satgas Yonif MR 411, Sehatkan Lingkungan di Papua

 

“Syair dalam tarian saman mempergunakan bahasa Gayo. biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW,” tutur Didik.

 

Kemudian pakaian atau kostum yang digunakan oleh para penari yaitu menggunakan pakaian adat yang umumnya berwarna cerah dengan hiasan di bagian kepala. Terdapat 3 bagian kostum yang digunakan, yaitu bagian kepala berupa bulung teleng, di badan melekat baju kerawang, cela, dan kain sarung atau jarik. Selain itu di bagian tangan ada topeng gelang dan sapu tangan.

 

“Keseragaman dan keserasian antara pemain adalah hal penting dalam menampilkan tarian ini. Oleh karena itu pemain dituntut untuk berkonsentrasi penuh dan latihan yang serius agar dapat menghasilkan tarian yang indah dan membuat takjub siapa saja yang melihatnya,” pungkas Letkol Arm Didik Harmono.

 

Didik pun mengatakan, bukan hanya tugas dari orang Aceh saja yang harus melestarikan kesenian ini, akan tetapi menjadi tugas kita bersama sebagai warga negara Indonesia untuk melestarikan budaya seni tari saman ini.

Baca juga:  Satgas Batalyon Zipur 9 Kostrad Operasi Bantuan Kemanusiaan Bencana Alam

 

“Saya berharap lewat tari saman, selain melestarikan budaya lokal, namun ada pesan mendalam yang kita sampaikan kepada warga masyarakat di Kapoeng Tentara,” tandasnya.

 

Perlu diketahui acara Gebyar Merah Putih tersebut dibuka langsung oleh Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, Mayjen TNI Tri Yuniarto, SAP, MSi, MTr (Han).

 

Dalam sambutannya, Mayjen TNI Tri Yuniarto, mengapresiasi terselenggaranya even di Kampoeng Tentara itu.

 

“Gebyar Merah Putih ini diadakan selain memberi hiburan bagi masyarakat, juga sekaligus meneladani sifat kepahlawanan para pahlawan dalam berjuang merebut kemerdekaan,” katanya. (Dispenad).

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel