Sebuah batu meluncur di tengah satu dari sekian banyak aksi kerusuhan Mei 1998. Prajurit Satu (Pratu) Ade Syafrudin buru-buru mendorong atasannya, Asisten Operasional Kodam Jaya, Kolonel Tri Tamtomo. Sang Kolonel terjatuh dan lolos dari batu. Pratu Ade yang terkena lemparan batu itu. Terkapar.
Mata Ade gelap. Tak ada yang bisa ia lihat padahal matanya terbuka. Dia berpikir sudah buta. Takut. “Tapi ternyata saya bisa melihat beberapa jam kemudian,” kata Ade. Tak ada masalah setelah itu. Ade bertugas lagi seperti biasa sebagai ajudan Kolonel Tri Tamtomo. Mengikutinya kemanapun setiap hari.
Tiga bulan berikutnya Ade mulai aneh. Kepalanya sering sakit dan pusing. Dia mencoba berbagai pengobatan. Namun gagal. Tahun 1999 Ade dirujuk ke RS Gatot Soebroto. Kepalanya di-scan. Hasilnya ada cairan beku di otaknya. Itu yang membuatnya kerap pusing.
Dokter menganalisa cairan beku muncul akibat benturan batu saat ia menyelamatkan Kolonel Tri Tamtomo.
Perlu segera dioperasi agar cairan beku tak berubah jadi tumor ganas. “Tahun 2000 saya mulai dioperasi.
Ada 6 kali saya menjalani operasi selama 1 tahun itu,” kata Ade ketika dihubungi Wartakotalive.com, Kamis (30/3/2017) siang.
Hasil akhir operasi Ade mesti hidup selamanya dengan sebuah selang. Selang itu terpasang dari mulai otak sampai ke kandung kemih. Berfungsi membuang cairan di otaknya yang terus keluar. Dibuang lewat kencing.
Bertahun-tahun berikutnya Ade hidup dengan kesibukan mengecek kondisi selang setiap 6 bulan sekali. Sampai sekarang.
Sementara Kolonel Tri Tamtomo yang diselamatkannya menjalani hidup dengan baik.
Naik pangkat menjadi Brigadir Jenderal dan Mayor Jenderal. Lalu sempat menjabat Panglima Daerah Militer 1 Bukit Barisan pada tahun 2004 sampai November 2005.
Tamtomo lalu pensiun tahun 2009 dan sempat menjadi anggota DPR RI Komisi I periode 2009 – 2014.
Sedangkan Ade tetap berputar di wilayah Kodam Jaya. Saat ini ia berdibas di Koramil Grogol petamburan Kodim 0503 Jakarta Barat.
Dia bertugas sebagai Babinsa Kelurahan Grogol dengan pangkat Kopral Satu.
Koptu Ade yang mendapat rumah dari Tahir Foundation atas aksi heroiknya menyelamatkan atasan pada Mei 1998.
Aksi heroik Ade di tengah kerusuhan Mei 1998 baru berbuah pada Rabu (29/3/2017).
Dia dipanggil ke Kodam Jaya bersama beberapa anggota TNI lainnya.
Ade dinilai sebagai salah satu anggota TNI yang kesehatannya terganggu akibat aksi beraninya dalam tugas.
Dia direkomendasikan mendapat penghargaan dari Tahir Foundation. Berupa rumah di di kawasan Lebak, Banten.
“Ada 24 rumah yang disediakan Tahir Foundation. Salah satunya diberikan ke saya,” kata Ade.
Dia mengaku istrinya menangis saat tahu dirinya dihadiahi rumah.
“Sudah lama istri saya ingin punya rumah sendiri. Saat ini kami masih tinggal di asrama,” ucap Ade.
Dalam waktu dekat, setelah rumah diserahkan, Ade akan segera memboyong istri dan 3 anaknya pindah.(ote)
Sumber: http://wartakota.tribunnews.com/2017/03/30/aksi-heroik-di-mei-1998-berbuah-rumah-untuk-koptu-ade?page=all