JAKARTA, tniad.mil.id,- Guna mendeteksi labilnya kontur tanah yang berdampak pada amblesnya jalan desa antar dusun yang menerpa sebagian wilayah Magelang, diperlukan pemasangan alat peringatan dini Early Warning System (EWS), sebagai alat indikasi untuk mengatasi kerawanan bencana di Magelang.
Hal tersebut dikatakan Komandan Kodim (Dandim) 0705/Magelang Letnan Kolonel Arm Kukuh Dwi Antono SIP saat meninjau lokasi saat meninjau lokasi tanah bergerak di Dusun Kedok Desa Ngadiharjo Borobudur, Kamis (28/03,2019).
Diungkapkan Dandim saat meninjau secara langsung jalan penghubung antar dusun yang amblas sekitar 1 meter, dirinya akan langsung berkomunikasi dengan instansi terkait guna mengantisipasi keadaan tersebut.
“Saya akan berkomunikasi langsung dengan pemerintah Kabupaten Magelang dan BPBD Magelang guna menangani fenomena alam tersebut,’’ ujarnya.
Melalui Danramil Danramil 19 Borobudur Kapten Arm Sutikno, S.H, dirinya himbauan kepada warga yang terdampak agar waspada akan pergeseran tanah susulan.
Sementara itu Kapten Sutino mengatakan bahwa lokasi pergeseran tanah tebing setinggi lebih kurang 15 meter dengan lebar 40 meter mengakibatkan jalan desa penghubung antar dusun (jalan cor rambat beton) mengalami ambles sedalam setengah meter.
Selain itu, menurutnya di Dusun Kedok, retakan tanah juga terjadi di Dusun Kupatan Desa Ngadiharjo.
“Tanah yang retak setinggi hampir 20 meter tersebut merusak jalan anternatif yang menghubungkan Desa Ngadiharjo Kecamatan Borobudur dengan Desa Paripurno Kecamatan Salaman,’’ ungkapnya
“Sebagai antisipasi rumah warga yang terdampak apabila terjadi longsor yaitu rumah milik Sudir (40) dan milik Wakimin (55),’’ tambanya,
Guna mencegah tanah longsor dan melakukan cegah dini, dirinya mengajak warga sekitar untuk melakukan kerja bakti dengan sasaran memotong rumpun bambu guna mengurangi beban agar tidak terjadi pergeseran tanah disaat hujan.(Dispenad)