Dalam rangka mengantisipasi terjadinya bencana alam akibat erupsi Gunung Slamet Kodam IV/Diponegoro menggelar apel bersama TNI, Polri dan komponen masyarakat dalam rangka kesiapsiagaan bencana alam yang dilaksanakan di lapangan parade Makodam IV/Diponegoro. (kamis 27/3)
Pasukan yang terlibat dalam apel kesiapsiagaan bencana alam terdiri dari 1 SST Kopassus, 2 SST Brigif 6/Kostrad, 1 SSY Yonif 400/Raider, 1 SSY Yonkav-2/Tank, 1 SSY Yonarhanudse-15, 1 Ki Zipur-4/TK, 1 SST lanal Semarang, 1 SST Brimob Polda Jateng, 1 SST Dalmas Polda jateng, 3 SSY Ormas/Relawan. Sedangkan kendaraan dan peralatan terdiri dari 40 unit Ran truck, 8 unit Ambulance, 2 Mobil Komob, 4 unit Durlap, 16 unit LCR, 13 perahuLCR modif BPBD Jateng, 48 rompi pelampung, 48 dayung, 4 unit genzet, 6 unit cainshaw dan 1 unit penjernih air.
“ Ini kami melihat kesiapsiagaan menghadapi Gunung slamet , Tuhan maha kuasa, kalau saya sebagai orang awam tetap berharap tidak terjadi (bencana)”, kata Kasad Jenderal TNI Budiman saat meninjau apel kesiapan antisipasi Gunung Slamet dilapangan Parade Makodam IV/Diponegoro.
Lebih lanjut disampaikan, para personel telah dilatih penangan bencana alam di Gunung Slamet. Sosialisasi evakuasi bencana juga sudah disampaikan ke masyarakat setempat. Skenario penanganan dengan cara Satuan TNI AD terdekat dari lokasi kejadian akan mengevakuasi masyarakat begitu ada tanda-tanda akan terjadinya bencana.
Personel TNI akan bergerak membantu masyarakat menghadapi bencana jika status Gunung Slamet pada posisi status siaga level III. Pemerintah juga telah memetakan kawasan rawan bencana, dengan membagi dalam tiga ring. Ring satu yaitu 2 kilometer dari kawah Gunung Slamet yang saat ini telah ditutup, tidak boleh ada aktivitas apapun termasuk pendakian. Sementara ring dua yaitu 4 kilometer dari kawah dan ring tiga berada lebih dari 8 kilometer dari kawah Gunung Slamet.
