LOMBOK BARAT, tniad.mil.id – Kegiatan personel Satuan Tugas Gabungan Terpadu (Satgasgabpad) saat ini titik beratnya adalah perobohan rumah yang sudah tidak layak huni dan pembersihan puing-puing. Agar dicapai hasil yang maksimal, dibutuhkan alat berat yang mencukupi.
Hal tersebut dikatakan Asisten Operasi (Asops) Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) penanggulangan bencana alam gempa bumi di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) Kolonel Inf Hengki Yuda Setiawan, saat memaparkan kemajuan pelaksanaan operasi pada rapat koordinasi (Rakor) bersama Panglima Kogasgabpad Mayjen TNI Madsuni, S.E. dengan unsur terkait, bertempat di Posko bersama eks Lanud Selaparang Mataram, Lombok Barat, Selasa (4/9/2018).
Selanjutnya Asops Kogasgabpad mengatakan bahwa saat ini alat berat yang tergelar di seluruh wilayah Lombok, Sumbawa, dan Sumbawa Barat berjumlah sekitar 48 unit. Menurutnya, jumlah alat apabila dihadapkan dengan banyaknya lokasi yang akan dibersihkan, belum lah mencukupi.
“Untuk mencukupi kebutuhan alat berat tersebut, diperlukan tambahan sebanyak 18 excavator, 36 unit dump truck, 7 unit dozer, 7 unit loader, dan 8 trailer untuk mobilisasi alat berat,” ujarnya.
Ditambahkan, sehari sebelumnya sudah ada penambahan alat berat dari Jakarta untuk memperkuat wilayah Sumbawa. Harapannya, dengan alat berat yang cukup, target pembersihan dan perobohan rumah selama tiga bulan kedepan dapat tercapai,” kata Hengki.
Selain untuk mempercepat pemulihan pasca gempa, lanjutnya, TNI akan menambah pasukan yang mempunyai kualifikasi khusus konstruksi dan bangunan sebanyak enam Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Satuan Zeni dan Kesehatan.
“Inilah totalitas kita. Bersama-sama dengan unsur-unsur terkait, seperti Polri, BNPB, PUPR, Kemensos dan Pemerintah Daerah, komponen lainnya, serta warga masyatakat, kita bergotong royong mempercepat pemulihan NTB,” ungkapnya.
Di bagian lain, Asops Kogasgabpad ini juga menjelaskan bahwa pencapaian hasil kegiatan pembersihan dan perobohan rumah tidak layak huni akibat gempa, saat ini sudah mencapai rata-rata sebesar 10 % dari jumlah keseluruhan 24.040 sasaran, yang sudah dibersihkan siap dibangun sebanyak 1.565 rumah dan 86 fasilitas umum (6%).
Menurutnya, selain alat berat, kebutuhan lain yang mendesak adalah bahan makanan. Dengan berakhirnya masa tanggap darurat, cadangan bantuan di gudang Kogasgabpad untuk pengungsi lambat laun semakin menipis, karena masih adanya gempa-gempa susulan, sehingga warga belum sepenuhnya beraktifitas seperti semula.
“Kami berharap bagi donatur yang akan menyumbang, kebutuhan mendesak saat ini adalah bahan makanan dibandingkan dengan pakaian,” ungkap Hengki.
Ditambahkan, do bidang kesehatan, hingga saat ini kemajuan pencapaian non fisik yang sudah dilaksanakan Kogasgabpad, antara lain pelayanan kesehatan masyarakat dengan total pasien yang sudah dilayani, yaitu rawat jalan 8.541, rawat inap 143 orang, dan operasi ringan 105 orang.