
KARANGANYAR, suaramerdeka.com – Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI sunindyo menegaskan, anggota babinsa (Bintara Pembina Desa) harus menjadi garda terdepan dalam pembinaan teritorial.
Termasuk di dalamnya mengidentifikasi dan menjelaskan kepada masyarakat persoalan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria).
“Babinsa harus dekat dengan rakyat, sehingga akan banyak mata dan telinga yang bisa memberikan informasi apapun yang terjadi di masyarakat. Termasuk soal ISIS ini. Dengan begitu sejak dini masyarakat bisa dihindarkan agar tak terpengaruh gerakan ini,” kata Pangdam.
Di depan seluruh jajaran TNI di Karanganyar, Sunindyo yang didampingi Danrem Kol Inf Agus Bakti Fajar mengatakan, ISIS sudah jelas merupakan gerakan yang tidak sesuai dengan dasar negara Pancasila dan NKRI.
“Rakyat harus diyakinkan untuk tetap bersatu dan menjaga negeri Indonesia, bukan negara lain. Nah,itu menjadi salah satu tugas Babinsa. Karena itu Babinsa jangan sampai jauh dari rakyatnya. Program setiap saat agar selalu bisa dekat, kenal dengan seluruh warga yang ada di bawah teritorinya.”
Pemerintah sudah melarang gerakan itu ada di Indonesia, ulama sudah sepakat, bersama pemerintah dan elemen masyarakat juga sudah ada penolakan. Jadi semua sudah sepakat gerakan ini jangan sampai diberi peluang.
“Media juga jangan sampai terlalu banyak memberikan ruang kepada gerakan ini untuk tampil dan seakan besar. Sudahlah, yang penting rakyat dipahamkan dan diberi tahu, sehingga situasinya juga akan terus kondusif,” kata dia.(Joko Dwi Hastanto/CN33/SMNetwork)