Skip to main content
Kodam IV/Diponegoro

Bajak Sawah dengan Kerbau, Wisata Atraktif Desa

Dibaca: 121 Oleh 26 Sep 2016Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Bumirejo. (Senin, 26 September 2016)

Sejak jaman dahulu Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yaitu masyarakatnya mayoritas berprofesi sebagai petani. Baik sebagai petani sawah maupun sebagai petani ladang. Untuk petani sawah, para petani memanfaatkan tenaga kerbau atau sapi untuk membajak.

Di jaman modern inipun masih ada petani yang menggarap lahannya dengan cara tradisional, seperti pendampingan yang dilakukan oleh Serda Subkhan Babinsa Bumirejo, Senin (26/9). Di lahan Surono seluas 3.000 meter, Serda Subkhan mendampingi petani pemilik lahan, membajak sawah dengan kerbau.

Ditengah gempuran kemajuan teknologi modern seperti traktor atau jenis motor pembajak sawah lainnya, masih ada masyarakat Indonesia yang menggunakan kerbau atau sapi untuk membajak sawahnya.

Kita tentu mengenal karapan sapi di pulau Madura. Sebenarnya karapan sapi berawal dari penggunaan sapi untuk membajak sawah. Sedangkan penggunaan kerbau untuk membajak sawah bisa dilihat di Sumatera Barat dan Jawa Barat.

Di persawahan para petani asyik dengan kegiatan mereka, ada yang menanam padi, ada yang sedang membawa bebek dan ada juga yang sedang membajak sawah. Melihat kegiatan ini, Hari Minggu (25/9) serombongan turis asing berhenti sejenak dalam perjalanan wisata mereka ke Dieng yang menginap di homestay Mojotengah. Kemudian mereka membuka sebuah tas kecil mereka sambil mengeluarkan perangkat foto untuk memotret pemandangan ini. Tak lama kemudian, turis tersebut mendekati pembajak sawah yang menggunakan kerbau. Apa yang terjadi , ternyata turis asing tersebut menjebret (mengambil gambar) kerbau yang sedang membajak sawah.

Baca juga:  Bendung Radikalisme, Bangun Komunitas Damai

“Karena di negara mereka tidak ada kerbau apalagi untuk membajak, para turis nampak terhibur dengan atraksi kerbau membantu petani membajak disawah .Hal ini menginspirasi kerbau bajak sawah sebagai salah satu dari element wisata desa yang atraktif,”kata Subkhan.

Sementara Danramil Kapten Arh Subiyo  mengatakan kemanunggalan TNI-Rakyat dalam menjalankan program pemerintah  tentang swasembada pangan, ternyata secara tidak di sengaja mempunyai nilai jual tersendiri. Terbukti Babinsa dan petani sedang beraktifitas, para wisatawan sangat terhibur.

Danramil menyampaikan kegiatan tersebut sekaligus sebagai pembelajaran bagi anggota TNI,  dalam melakukan pendampingan terhadap gabungan kelompok tani ( Gapoktan ). Serta bisa mempererat tali silaturahmi antara TNI dan masyarakat, sehingga jika terjadi sesuatu di desa warga bisa langsung berkordinasi dengan Babinsa.

Sedangkan Ketua Gapoktan setempat merasa sangat terkesan dengan kegiatan yang terlaksana, di bawah binaan Babinsa Desa Bumirejo.  Kegiatan ini di samping mensukseskan program pemerintah dalam hal ketahanan pangan, juga menambah pengetahuan perorangan. ( Pendim 0707/Wsb).

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel