Skip to main content
Kodam IV/Diponegoro

Bakorhumas Membahas Radikalisasi Islam

Dibaca: 5 Oleh 03 Agu 2015Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Kamis (30/07/2015) Bertempat di Rumah Makan Embun Pagi, Bagian Humas Setda Kabupaten Sukoharjo menggelar pertemuan Bakohumas mengusung thema “Radikalisme Islam“ dengan narasumber Bapak . H Masdiro Spd. MM Kepala Kemenag Kab. Sukoharjo dan Dandim 0726 Sukoharjo Letkol Inf Riyanto SIP yang di pandu moderator Dewi Erinawati S.Sos.

Acara dibuka oleh Ibu Hasni, Asisten I Kab. SUkoharjo yang di ikuti 100 orang peserta dari SKPD Kabupaten Sukoharjo dengan ketua panitia Drs. Joko Nurhadiyanto. H. Masdiro, S.Pd. MM Kepala Kemenag Kab. Sukoharjo mengatakan saat ini jaringan radikalisme telah mengakar dan menyebar di berbagai sektor, sehingga perlu dikaji dan direspons secara serius. ” Kita tentu senang anak-anak kita belajar agama. Tetapi yang mesti diwaspadai adalah ketika ada penyebar ideologi radikal yang kemudian memanfaatkan simbol, sentimen, dan baju Islam untuk melakukan cuci otak (brainwash) pada mereka yang masih pemula belajar agama untuk tujuan yang justru merusak agama dan menimbulkan konflik”.

Ada beberapa ciri dari gerakan ini antara lain penyebar ideologi kekerasan itu selalu menanamkan kebencian terhadap negara dan pemerintahan. Bahwa pemerintahan Indonesia itu pemerintahan taghut, syaitan, karena tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai dasarnya. Pemerintahan manapun dan siapa pun yang tidak berpegang pada Al-Qur’an berarti melawan Tuhan dan mereka mesti dijauhi, atau bahkan dilawan. Para pemuda yang sudah masuk pada jaringan ini menolak menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, terlebih lagi upacara hormat bendera. Mereka tidak mau tahu bahwa sebagai warga negara mesti mengikuti dan menghargai tradisi, budaya, dan etika berbangsa dan bernegara, dibedakan dari ritual beragama. Mereka lebih mengutamakan ikatan emosional pada uztad, senior, dan kelompoknya daripada ikatan keluarga. Kegiatan yang mereka lakukan dalam melakukan pengajian dan kaderisasi bersifat tertutup, mereka enggan dan menolak mendengarkan ceramah keagamaan di luar kelompoknya.

Baca juga:  Dandim 0722/Kudus bersama Forkopimda ikuti KASAD Award 2023

Meskipun pengetahuan mereka tentang Al-Qur’an masih dangkal, namun mereka merasa memiliki keyakinan agama paling benar, sehingga meremehkan, bahkan membenci uztad di luar kelompoknya. Pengawasan dalam keluarga memegang peran penting dalam mencegah generasi muda dari pengaruh radikalisme.

Dandim 0726/Sukoharjo, Letkol (Inf) Riyanto, S.I.P menyampaikan beberapa kejadian yang terjadi diberbagai daerah di tanah air menjadi bahan kajian dalam forum ini. Dengan forum ini diharapkan dapat meredam segala permasalahan yang timbul, Untuk mengantisipasi kejadian pembakaran masjid di Karubaga, Tolikara, Papua, yang diduga dilakukan kelompok agama tertentu saat umat Islam menggelar Sholat Idul Fitri, kalau tidak di tangani dengan baik dapat menimbulkan gejolak yang lebih besar, peristiwa pembakaran masjid di Tolikara Papua.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel