JAKARTA, tniad.mil.id- Permasalahan air bersih di desa-desa yang ada di Kabupaten Alor, umumnya semuanya sama yakni letak pemukiman warga berada di ketinggian, sedangkan posisi sumber air berada di kedalaman hingga 750 meter dengan kemiringan hingga 45 derajat. Kondisi tersebut sangat menyulitkan warga setempat untuk mendapatkan air bersih walau sumber airnya berlimpah.
Informasi yang berhasil dihimpun , di semua lokasi pembangunan pompa hidram, pemerintah desa setempat melalui berbagai program telah berupaya untuk menanggulangi masalah ini, namun semuanya berakhir gagal karena terdapat banyak kendala seperti biaya perawatan/pemeliharaan dan operasional lainnya.
Untuk menanggulangi permasalahan air bersih yang ada, Dandim 1622/Alor Letkol Inf Supyan Munawar, S.Ag mengatakan, Pangdam IX/Udayana lewat program pompa hidram, memotivasi bagi seluruh prajurit jajaran Kodam IX/Udayana termasuk Kodim 1622/Alor untuk membangun pompa hidram di desa-desa yang mengalami permasalahan air bersih.
“Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc yang menginisiasi pemanfaatan sumber air sungai untuk kebutuhan dasar masyarakat dengan teknologi sederhana yaitu pompa hidram secara masif di wilayah Kodam IX/Udayana. Kita berharap inisiatif ini setidaknya menjawab permasalahan air di masyarakat”, harap Dandim 1622/Alor Letkol Inf Supyan Munawar, S.Ag., di lokasi pompa Hidram, Jumat (15/10/2021).
Untuk pembangunan pompa hidram wilayah Kabupaten Alor, sudah diresmikan dan difungsikan ada satu yaitu di Desa Mataru Utara. Lainnya sudah berhasil dialirkan airnya ke perumahan masyarakat, namun masih dalam pengerjaan sarana pendukung seperti bak penampung air dan MCK. Selain itu, guna mendukung ketersediaan sumber air dan menjaga kelestarian lingkungan, maka telah dideklarasikan Gerakan Jaga Alam dan Air atau GEJALA.
“Enam titik sudah dapat dialirkan airnya ke pemukiman warga, diperkirakan akan rampung diakhir Oktober ini. Sedangkan di Kelurahan Kelaisi Timur dan Desa Lekom dalam tahap persiapan, pembangunannya akan dimulai akhir Oktober, diperkirakan rampung akhir November sehingga tidak terkendala hujan, ” paparnya.
Pembangunan pompa hidram ini sebagai upaya Kodam IX/udayana dengan melihat kesulitan masyarakat akan air bersih di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur termasuk Kabupaten Alor. Teknologi ini sangat efisien, sederhana dan murah karena dari segi pembiayaan tidak menggunakan bahan bakar maupun listrik.
Disinggung juga oleh Dandim, tantangan stunting di Kabupaten Alor terdapat pada beberapa indikator yaitu, pola asuh yang kurang tepat, kurangnya pemahaman orang tua tentang makanan bergizi, pernikahan dini, pemantauan HB ibu hamil yang tidak optimal, faktor ekonomi/kemiskinan, lingkungan pemukiman dan kurang sehat (rumah, jamban/sanitasi), ketersediaan pangan dalam keluarga, kepadatan hunian dalam satu rumah, masalah ketersediaan air bersih, kepemilikan jaminan kesehatan, anak banyak dan jarak kehamilan terlalu dekat.
Dandim mengatakan, untuk mengatasi stunting diperlukan kerja keras serta inovasi-inovasi yang harus dilakukan seperti, edukasi terkait Stunting dan upaya pencegahan kepada masyarakat dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Pemberian Makan Bayi dan Anak (PBMA), pengadaan kelas ibu hamil, pengadaan Posyandu, Pos gizi seimbang untuk ibu hamil dan balita, dan pemantauan Ibu hamil sejak nol bulan/1000 Hari Pertama Kehidupan (SHPK).
Terkait dengan upaya Kodim 1622/Alor guna membantu Pemerintah Kabupaten Alor dalam menekan masalah Stunting, patut bersyukur dengan perhatian dari Kodam IX/Udayana melalui Kodim 1622/Alor saat ini dibangun pompa hidram di sepuluh titik dan tersebar di beberapa Desa/Kelurahan diwilayah Kabupaten Alor.
Dengan dibangunnya pompa hidram ini, maka masalah air bersih di masyarakat dapat segera teratasi sehingga kebutuhan mandi, cuci dan masak bagi masyarakat bisa terpenuhi dengan baik. Juga masalah stunting perlahan teratasi, guna mendukung percepatan pencapaian Visi dan Misi Pemda Alor Sehat.
“Kita berharap, setelah dibangunnya pompa hidram ini, pemeliharaannya oleh masyarakat supaya diperhatikan sehingga terawat dan masalah air bersih di masyarakat teratasi, termasuk masalah stunting juga demikian bisa kita selesaikan, “ tutup Dandim. (Dispenad)