
JAKARTA, tniad.mil.id – Babinsa Koramil 1602-01/Ende Kodim 1602/Ende Koptu Anronikus Tampami membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) mini untuk menerangi Dusun Mbani, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai Babinsa wilayah tersebut, tidak tega melihat warga binaannya harus gelap-gelapan di malam hari. Atas aksinya itu, Koptu Anronikus diusulkan untuk Soedirman Awards 2023. Anronikus membuat PLTA itu pada akhir tahun 2019, Selasa (24/10/2023).
Babinsa Ende ini menceritakan kondisi di wilayah binaannya. “untuk akses menuju Dusun Mbani, sangat sulit dan terisolir. Jika musim hujan, jalanan menjadi berlumpur hingga desa tersebut tidak bisa diakses karena air sungai tinggi, ” ujar Koptu Roni.
“Ketika musim hujan saya menginap di desa itu karena tidak bisa pulang akibat hujan lebat, tidak bisa nyeberang di sungai, saya sangat prihatin melihat warga desa di situ ketika saat malam, yang lebih parah mereka setengah 7 itu sudah tak ada aktivitas,”ujar Koptu Roni.
Dan Kondisi itu terjadi pada tahun 2019. Anronikus menyebut pada malam hari anak-anak harus belajar dengan penerangan obor. Atas keprihatinan tersebut, Babinsa Koptu Roni Anronikus mencari cara agar Dusun Mbani itu bisa dialiri oleh listrik kemudian berdialog dengan tokoh dan pemuda setempat.
“Sebelum kita tidur malam sempat kita komunikasi dengan masyarakat, tokoh di desa. Sempat mereka tanya ke saya, ‘Pak Babinsa bagaimana Indonesia sudah merdeka, saat ini kami belum merdeka’ saya bilang belum merdekanya bagaimana? ‘Bapak liat sendiri kan kita gelap-gelapan ini’ sambil kelakar dia,” jelasnya.
Pada awalnya Koptu Anronikus menggunakan disel sebai sumber listrik akan tetapi, biaya yang dibutuhkan sangat mahal karena harus menggunakan BBM. Penerangan menggunakan disel hanya bertahan seminggu.
Koptu Anronikus kembali memutar otaknya dan melihat sungai di dekat desa itu mengalir deras kemudian mencoba untuk membuat PLTA mini.
“Akhirnya muncul ide saya, memang saya nggak pernah merakit PLTA mini dan nggak punya pengalaman untuk membuat barang itu. Pulang dari kantor, saya coba belajar dari YouTube, kadang saya ketemu teman saya di kota biasanya yang servis dinamo, saya tanya mereka cari pengalaman,” ucap Anronikus.
Semua bahan untuk membangun PLTA mini itu adalah barang bekas. Koptu Anronikus dan pemuda setempat berpencar untuk mencari bahan-bahan. Setelah proses perakitan selesai, PLTA itu bisa berfungsi, akan tetapi arus listrik yang dihasilkan tidak stabil.
“Sempat macet satu bulan, saya berpikir lagi bagaimana, karena dasarnya saya nggak pernah belajar barang itu, saya nekat cari tahu informasi bagaimana cara barang ini bisa hidup,” kata dia.
Setelah mempelajari lebih dalam, Babinsa menyebut alat untuk menstabilkan aliran listrik harus dipasang di PLTN mini tersebut. Dia memesan barang itu dari luar provinsi karena tidak ada yang menjual di Ende.
Pada Desember 2019, PLTA mini itu dilakukan uji coba pertama, lampu di tiap-tiap rumah dipasang. Pada saat percobaan pertama, lampu-lampu di rumah warga meledak. Akhirnya Babinsa memutar otak kembali sampai akhirnya ketemu perbandingan yang cocok listrik mengalir dengan stabil kerumah warga.
Koptu Anronikus menyebut PLTA mini itu digunakan dari tahun 2020 hingga pertengahan 2022. Sebab, pada tahun 2022 itu aliran listrik dari PLN telah masuk.
“Tapi namanya jaringan di desa kan banyak pohon kemiri, kalau musim hujan musim angin listrik bisa padam 1 minggu, kadang 2 minggu, jadi PLTA itu jadi listrik emergency, ketika padam mereka bisa gunakan,” kata dia.
Bagi Koptu Anronikus, sebagai Babinsa dia akan mengerahkan seluruh kemampuannya. Dia selalu berupaya untuk mengatasi kesulitan warga. (Dispenad).
- Bentuk Kepedulian Kepada Warga Binaannya, Babinsa Ende Bangun PLTA Mini Untuk Terangi Dusun Mbani
- Bentuk Kepedulian Kepada Warga Binaannya, Babinsa Ende Bangun PLTA Mini Untuk Terangi Dusun Mbani
- Bentuk Kepedulian Kepada Warga Binaannya, Babinsa Ende Bangun PLTA Mini Untuk Terangi Dusun Mbani