Segenap warga Kodam II/Swj se-Garnizun Palembang dan masyarakat di sekitar Markas Kodam II/Swj, Minggu (5/10/2014) bersama-sama melaksanakan sholat idul adha bertempat di Lapangan Makodam II/Swj-Palembang. Bertindak selaku imam dan khotib pada Sholat Idul Adha yang diikuti ribuan umat muslim tersebut adalah Dr. Izomiddin Ismail, MA Dosen Pasca Sarjana IAIN Raden Patah Palembang.
Sedangkan tema peringatan hari raya idul adha tahun ini adalah “Dengan hikmah Idul Adha 1435 H/2014 M, kita mantabkan kebersamaan prajurit TNI dengan rakyat guna memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa”.
Diantara ribuan jamaah Sholat Idul Adha tampak hadir Pangdam II/Swj Mayjen TNI Bambang Budi Waluyo, Kasdam II/Swj Brigjen TNI Toto S Moerasad, Irdam II/Swj, para Asisten Kodam II/Swj, para Komandan Satuan dan Kabalakdam II/Swj beserta istri dan keluarganya serta masyarakat yang tinggal di sekitar Makodam II/Swj.
Usai sholat dan khotbah Idul Adha dilanjutnya dengan penyerahan dan penyembelian hewan korban kepada Panitia Korban, bertempat di lapangan Makodam II/Swj. Hewan korban yang terkumpul sebanyak 17 ekor sapi dan 17 ekor kambing, baik yang berasal dari pejabat di lingkungan Kodam II/Swj maupun dari masyarakat sekitar.
Pada kesempatan tersebut Pangdam II/Swj menyerahkan 2 ekor sapi, sedangkan Kasdam II/Swj menyerahkan 1 ekor sapi. Pangdam II/Swj dan Kasdam II/Swj juga berkenan untuk memotong hewan korban secara simbolis, yang di saksikan oleh semua yang hadir. Dengan iringan kumandang takbir semua hewan korban dipotong dan selanjutnya dibagi-bagikan kepada warga masyarakat yang berhak menerimanya, baik kepada fakir miskin secara perorangan maupun melalui yayasan yang lebih membutuhkan.
Sementara itu, Dr. Izomiddin Ismail, MA,dalam kotbah sholat Idul Adha antara mengajak kepada umat Islam untuk mengambil hikmah dan makna dari peringatan hari raya Idul Adha atau yang juga dikenal dengan hari raya korban atau hari raya haji, dimana setiap muslim hendaknya senantiasa tulus, ikhlas dan rela berkorban serta menjadi perayaan Idul Adha sebagai momentum untuk melakukan evaluasi, instrospeksi dan mawas diri terhadap semua yang telah dilakukan selama ini. Umat muslim hendaknya mampu meneladani Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS, yang rela mengorbankan hanya untuk Allah SWT dan tidak mudah terpengaruh oleh bujukan setan.