
Tanjung Selor. Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Di beberapa titik di Tanjung Selor Provinsi Kaltara yang sering terjadi banjir nampaknya perlu menerapkan pola biopori sebagaimana yang dilakukan oleh anggota Brigif-24/BC Kota Tanjung Selor Provinsi Kaltara belum lama ini.
Selain menyambut HUT TNI ke-69 Brigif-24/BC, kegiatan ini dilaksanakan mengingat kondisi tanah dan air yang ada di Kota Tanjung Selor Provinsi Kaltara semakin mengkhawatirkan. Danbrigif-24/BC Kolonel Inf Hartono, S.IP mengungkapkan saat ini kondisi debit air tidak seimbang dengan kondisi tanah di Kota Tanjung Selor Provinsi Kaltara.
“Dengan kegiatan ini, minimal kita tahu daratan saat ini lebih rendah dari laut, kemudian hujan yang memenuhi parit selama ini bisa kita minimalisir. Karena biopori ini banyak sekali manfaatnya,” ungkap Danbrigif-24/BC Kolonel Inf Hartono, S.IP kemarin.
Meskipun manfaatnya tidak bisa dirasakan secara langsung dan harus menunggu hingga belasan tahun, namun lubang resapan biopori akan membawa perubahan. “ Lubang air yang dibuat sebagai daerah resapan tanah tentunya akan bermanfaat untuk kesuburan tanah. Kita juga bisa memasukkan aneka sampah organik untuk menambah zat hara pada tanah,” ujarnya.
Untuk teknisnya, Danbrigif-24/BC Kolonel Inf Hartono, S.IP mengaku sangat mudah dan sederhana. Pertama, yang perlu disiapkan adalah linggis untuk melubang. Lubang minimal 80 hingga 100 centimeter dan diameter 10 centimeter. Jika kondisi tanah berbatu maka lubang tidak sampai 80 centimeter. “Tidak masalah yang penting air hujan bisa dialirkan ke dalam tanah, tidak harus tanah luas. Untuk biopori kami targetkan minimal 50 ribu lubang,” jelasnya mengakhiri.
Tampak beberapa anggota Brigif-24/BC membuat lubang tanah untuk menciptakan resapan air. Pembuatan lubang resapan biopori yang dilakukan anggota Brigif-24/BC ini dilaksanakan guna menyambut HUT TNI ke-69.