
Brigjen TNI Karmin Suharna selaku Komandan Kontingen Garuda UNAMID Darfur Sudan sekaligus sebagai Force Chief of Staff UNAMID menerima kunjungan delegasi dari Inggris, Rabu 28 April 2016 Yang terdiri dari ;
- Mr. Istiaq Ghapour (Second Secretary Political and Head OF Press British Embassy of Sudan.
- Ms. Diski Foreign Office and Commonwealth Sudan and South Sudan of UK.
- Ms. Jessica Philips UK Mission to the United Mission UN –HQ New York.
- Mr. Abu Bakar Present for Sudan in England.
Maksud kunjungan delegasi Inggris ialah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan Misi UNAMID khususnya komponen militer, dalam pertemuan dan diskusi ini ada beberapa hal yang menjadi pembahasan Komandan Kontingen Indonesia sekaligus FCOS UNAMID dan Delegasi Inggris sebagai berikut:
Bagaimana kapabilitas komponen Militer UNAMID dikaitkan dengan jumlah yang pasukan yang tergelar dihadapkan dengan luas wilayah dan upaya dari Misi UNAMID komponen militer dalam mengatasinya.
Komandan Kontingen Garuda UNAMID menjelaskan Dislokasi komponen Militer UNAMID yang tergelar dalam 5 sektor dan FHQ dan sampai saat ini komponen militer UNAMID masih dapat melaksanakan tugas sesuai mandat UNAMID, komponen militer merupakan salah satu komponen yang mempunyai peran penting dalam melindungi warga sipil Sudan khususnya pengugsi sebagai akibat dari konflik yang berkepanjangan dari kekerasan fisik agar tercipta lingkungan keamanan yang kondusif sesuai dengan resolusi dewan keamanan. Sejak didirikan UNAMID pada Desember 2007, inti mandat misi ini seperti diuraikan dalam Resolusi Dewan Keamanan 1769 (2007) dan dalam resolusi berikutnya, untuk menjamin perlindungan warga sipil di seluruh Darfur. Sebuah revisi strategi perlindungan warga Sipil (PoC) misi UNAMID telah disahkan pada bulan Mei 2015, menyusul proses kajian seksama dan konsultasi dengan beberapa negara PBB, tim perlindungan gabungan dan Markas Besar PBB. Misi UNAMID komponen militer tertuang pada Chapter VII dengan fokus utama adalah perlindungan terhadap warga sipil. Dimana fokusnya adalah operasi keamanan untuk perlindungan warga sipil (orang tua, perempuan dan anak-anak), dari gangguan kriminal dan serangan bersenjata dari kelompok bersenjata. Komponen Militer UNAMID juga memberi dukungan keamanan untuk pendistribusian bantuan kemanusiaan, tugas penting komponen militer lainnya adalah memberikan perlindungan kepada personel sipil UNAMID dan aset-aset UNAMID, Hal ini diimplementasikan dengan melaksanakan patroli ke seluruh kamp kamp pengungsian, penjagaan markas UNAMID di seluruh sektor dan konvoi pengawalan serta membantu negoisasi beberapa pihak yang berkonflik melalui Cease Fire Commission.
Force Chief of Staff UNAMID Brigjen TNI Karmin Suharna juga menjelaskan selintas kepada delegasi Inggris bahwa Darfur merupakan pusat pengungsian dan ada sekitar 2,6 juta pengungsi internal yang tersebar di 5 sektor di Darfur dari total jumlah penduduk Darfur sebanyak 7 juta. Beberapa intervensi UNAMID ini telah menimbulkan dampak langsung dan positif terhadap perlindungan pengungsi di Darfur. UNAMID Military komponen telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
a) Perlindungan secara fisik, yaitu sekitar 68.000 pengungsi baru didaerah Sortony Januari-April 2016 dan 100,000 pengungsi di daerah Um Baru, Darfur Utara, pada bulan Januari 2015 saat terjadi konflik bersenjata antara Tentara Pemerintah Sudan dan kelompok bersenjata yang belum mau menanda tangani perjanjian damai.
b) Ketegangan antara pengungsi dan Pemerintah Sudan ketika patroli Polisi pemerintah Sudan melakukan sweeping untuk mencari simpatisan kelompok bersenjata anti pemerintah di dalam Kalma IDP camp, di Darfur Selatan, Komponen Militer UNAMID mengerahkan 103 personelnya dan mendirikan Temporary Operating Base di Kalma untuk meredakan ketegangan.
c) Serangan dekat pada pengungsi oleh kelompok bersenjata yang diduga di Al Salam pada bulan Mei 2014 dan 400 kelompok bersenjata di Labado pada bulan Oktober 2014 ketika UNAMID campur tangan dan memukul mundur para penyerang.
d) Pembentukan Kamp Operasi Sementara di El Sereif pada bulan Juni 2013 untuk mencegah kekerasan antar-suku bersenjata yang telah menyebabkan pengungsian sebesar 100.000 orang;
e) Di Kabkabiya, personel dari pasukan UNAMID turut terlibat untuk mencegah serangan dalam jarak dekat pada pengungsi yang mengakibatkan kematian salah satu personel UNAMID dan melukai tiga orang lainnya serta masih banyak lagi korban lainnya.
Delegasi Inggris juga juga menanyakan apa yang menjadi kendala utama dalam pelaksanaan tugas Komponen militer UNAMID
Komandan Kontingen Garuda UNAMID menjelaskan memang dirasakan untuk misi UNAMID terkesan kurangnya dukungan dari pemerintah Sudan dibanding dengan misi lain seperti UNIFIL Lebanon dan MONUSCO Kongo sebagai contoh, tidak mulusnya proses pengurusan ataupun penerbitan Visa untuk personnel UNAMID baik militer dan sipil yang akan deploy, penolakan beberapa akses saat mau melaksanakan Patroli dan pengawalan untuk pendistribusian bantuan kemanusiaan (Akses ke daerah Jebel Marra dan sebagian besar dari daerah Darfur bagian tengah sekarang dibatasi), masalah penahanan berlarut larut sejumlah logistic penting punya UNAMID di pelabuhan Sudan.
Kendala lain yang dihadapi adalah ancaman serangan dan penghadangan oleh pihak kelompok bersenjata terhadap patroli dan pengawalan logistik UNAMID.
Komandan Kontingen Garuda UNAMID menambahkan bahwa proses kesepakatan Politik yang kurang komitment untuk dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bertikai berdampak juga kelancaran tugas-tugas UNAMID komponen militer dilapangan. Namun komponen Militer beserta komponen yang lainnya tidak pernah lelah untuk selalu mencari solusi agar tujuan mandat bisa terlaksana secara maksimal.
Diakhir kunjungan, delegasi Inggris mengucapkan terima kasih atas penerimaan dan diskusi yang telah berlangsung dengan Komandan Kontingen Indonesia dan akan menjadi masukkan untuk kelanjutan perpanjangan mandat UNAMID yang akan berahir bulan Juni 2016 mendatang. Implentasinya untuk perlindungan warga sipil, penyediaan keamanan untuk usia renta dan mencegah serangan bersenjata.