Skip to main content
Kodam IV/Diponegoro

Cegah Radikal Dan Terorisme Tumbuh Di Indonesia

Dibaca: 1 Oleh 19 Sep 2016Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Untuk mencegah munculnya radikalisme dan terorisme di Indonesia, Kodim  0707/Wonosobo bekerja sama dengan Desa Tambi gelar penyuluhan. Komandan Kodim Letkol Czi Dwi Hariyono dan Drs Mukhotob Hamzah, MM Rektor Unsiq menjadi narasumber dalam penyuluhan tersebut.

Negara Indonesia merupakan negara multi kultural, artinya terdiri dari berbagai suku, ras, budaya dan agama. Berdasarkan hal tersebut, ada kemungkinan banyak permasalahan yang timbul di masyarakat, salah satunya adalah munculnya kelompok radikal dan terorisme. Oleh karena itu Kodim 0707/Wonosobo bersama  Kepala Desa Tambi mengadakan penyuluhan kepada warga di Desa Tambi tentang bahaya radikal dan terorisme terhadap kehidupan bermasyarakat, Minggu (18/09).

Letkol Dwi Hariyono menyampaikan akan bahaya radikalisme terhadap kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. “Kita semua menyadari bahwa Negara Indonesia terbentuk dari berbagai suku dan agama.  Hal itu merupakan potensi jika dikelola dengan baik, namun jika itu salah dalam pengelolaannya akan menimbulkan permasalahan yang bisa menghacurkan Negara ini, ” ungkap Dandim.

Selanjutnya, Dandim mengatakan bahwa para pahlawan sudah berjuang dengan mengorbankan seluruh jiwa dan raganya membangun Negara ini.  Mereka berjuang tanpa pamrih, kita saat ini tinggal meneruskan melalui membangun negara ini berdasarkan Pancasila.  Apabila ada yang ingin merubah Pancasila dengan ideologi lain, itu tidak boleh terjadi dan harus kita lawan bersama-sama.

Baca juga:  Dandim 0736/batang Gelar Acara Silaturahmi Di Panti Asuhan

“ Membela Negara ini bukan tanggung jawab TNI saja, akan tetapi semua warga Negara,” tegas Letkol Dwi.

Bahaya radikalisme dan terorisme menurut Dandim saat ini sangat mengkhawatirkan, karena mengorbankan dirinya untuk menghancurkan dan mengancam jiwa banyak orang. Bagi para terorisme dan radikalisme hal ini dianggap sebagai resiko dari jihad, tetapi harusnya mereka berpikir kembali berapa banyak nyawa yang tidak bersalah melayang. Justru mereka akan mendapat dosa lebih banyak dibanding pahala yang didapat serta cara ini tidak dibenarkan dalam agama Islam.

Ada beberapa efek negatif yang ditimbulkan gerakan radilalisme dan terorisme, antara lain: Pertama, kerugian ekonomi dimana sarana dan prasara pendukung aktivitas jalannya perekonomian menjadi rusak dan hancur. Sarana jalan dan gedung yang digunakan aktivitas perdagangan tidak bisa digunakan lagi.

Kedua, menghancurkan nasionalisme bangsa. Adanya gerakan ini sudah tentu akan menghancurkan nasionalisme bangsa dimana yang akan menjadi korban adalah saudara mereka sendiri. Hal ini jelas akan menimbulkan perpecahan sehingga akan menghancurkan nasionalisme bangsa. Langkah yang tepat untuk mencegah gerakan radikalisme dan terorisme adalah mengajarkan kepada para pemuda untuk saling menghormati, menerima perbedaan serta saling menyayangi agar jiwa nasionalisme semakin tinggi, bukan malah diajarkan peperangan. Jika alasan karena berjihad, maka berjihad bisa dilakukan dengan banyak tindakan positip seperti melakukan pembangunan di berbagi seluruh bidang. meracuni pikiran anak bangsa.  Mereka adalah generasi penerus yang sebaiknya diberikan contoh yang baik yaitu saling rukun dan gotong-royong bukan malah melakukan penyerangan. Yang dilakukan oleh para teroris akan menyebabkan anak bangsa dengan tidak langsung berpikir keras. Anak muda pemikirannya masih susah terkendali sehingga jika ada yang melakukan penyerangan, mereka sering terpancing emosi untuk melakukan penyerangan balik. Hal inilah yang menjadi kekuatiran terhadap para generasi penerus selanjutnya.

Baca juga:  Keakraban Babinsa Ramil 07/Ngemplak Dengan Masyarakat

Dalam kesempatan tersebut, Dandim mengajak kepada masyarakat untuk  meningkatkan rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap NKRI dan perkaya wawasan keagamaan. Selain itu juga tetap waspada terhadap provokasi, hasutan dan pola rekrutmen teroris baik dilingkungan masyarakat maupun dunia maya. Kemudian jadikan keluarga sebagai tempat konsultasi dan diskusi setiap gejala yang mencurigakan. Terakhir, laporkan setiap gejala mencurigakan kepada aparat baik TNI/Polri.

Sementara Drs. KH Mukhotob menuturkan, terorisme dan radikalisme yang melakukan jihad dengan kekerasan tentu akan mencoreng nama Islam. Islam yang sebenarnya itu agama yang penuh kasih sayang, tidak kaku serta peduli terhadap sesama, bukan seperti terorisme yang tidak mau menerima perbedaan.

Lebih lanjut,  Mukhotob mengatakan bahwa terorisme memang banyak timbul dan lahir dari Islam. Akan tetapi perlu digaris bawahi bahwa Islam yang mereka anut merupakan Islam yang tidak benar paham dan alirannya.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel