Pemasangan cip di patok perbatasan sepanjang Kalimantan merupakan langkah tepat yang dilakukan pemerintah. Hal tersebut akan mengefisienkan kinerja TNI penjaga perbatasan. Karena itu, upaya pemerintah tersebut harus didukung semua pihak.
Langkah ini (pemasangan cip-red) sangat tepat. Ini langkah efisien yang belum pernah dilakukan TNI sebelumnya, ucap pengamat militer, Mufti Makarim, kepada SH di Jakarta, Selasa, tanggal 6 Oktober 2015.
Ia mengungkapkan, langkah tersebut sangat berguna untuk mendukung kemajuan teknologi TNI. Dengan peningkatan penggunaan teknologi, jumlah pasukan perbatasan tidak perlu ditambah setiap waktu, kecuali mengganti yang memasuki masa pensiun.
Permasalahan perbatasan bagi Indonesia tergolong rumit. Namun dengan solusi yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) tersebut, perlahan-lahan kerumitan tersebut terpecahkan.
Jadi, yang perlu dipantau adalah pengadaan barangnya saja. Pakai produk siapa, berapa anggarannya, apakah terjadi mark up atau tidak. Tapi, kita perlu dukung terobosan ini, tuturnya.
Buatan Dalam Negeri
Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen Mohamad Sabrar Fadhilah mengatakan, teknologi ini digunakan untuk mempermudah pengawasan perbatasan. Pemasangan cip akan memudahkan mengetahui ada atau tidak pihak bertanggung jawab yang memindahkan patok. Teknis pemasangan dan penggunaan teknologi tersebut, Sabrar Fadhillah melanjutkan, berada di Kodam XII Tanjungpura.
Saat ini, uji materi atas teknologi tersebut sedang dilakukan. Sedang dipersiapkan segala sesuatunya, mulai dari peninjauan patok, jarak, dan teknologinya. Untuk anggaran, saya tidak mengetahui persis seberapa. Tapi, tahun ini sudah mulai dilakukan pemasangan. Itu semua secara bertahap, ucapnya.
Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Brigjen Djundan Eko Bintoro mengungkapkan, pemasangan cip sudah ada dalam rencana strategi tahap dua. Pemasangan dimulai tahun ini secara bertahap hingga 2019.
Tahun ini, baru akan terpasang sekitar 100 cip patok perbatasan, ujarnya. Djundan menegaskan, cip yang digunakan TNI diprioritaskan buatan dalam negeri. Hal tersebut sesuai keinginan Presiden Jokowi.
Pangdam XH/Tanjungpura, Mayjen Toto Rinanto, sebelumnya mengatakan bahwa cip yang dipasang akan terkoneksi dengan Kodam XII/Tanjungpura dan Mabes TNI di Jakarta. Apabila ada sesuatu yang tidak beres dengan patok batas, alarm di Makodam XII/Tanjungpura dan Mabes TNI langsung bunyi untuk segera dilakukan pengecekan atau pencegahan, tutur Toto. (Sumber: HU SinarHarapan)