
(Ambon, 15/7)- Pasca perdamaian antara negeri Mamala dengan negeri Morella semakin menampakkan hasilnya dengan suksesnya kegiatan adat Pukul Sapu Lidi yang setiap tahunnya selalu menimbulkan perselisihan bahkan jatuh korban. Hal ini yang juga menjadi perhatian Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Doni Monardo dalam mengawal proses perdamaian tersebut yang telah diinisiasi sejak tahun lalu dari kegiatan silaturahmi, pelatihan dan pendataan sampai dengan buka puasa bersama dan pindah tidur antar warga kedua negeri tersebut.
Pangdam yang hadir mendampingi Gubernur Maluku, Ir. Said Assagaff, Kapolda Maluku, Sekda Provinsi Maluku, Danlantamal IX, Danrem 151/Binaiya, Danlanud Pattimura, dan Bupati Maluku Tengah serta Kepala Kanwil Agama Provinsi Maluku berkumpul diperbatasan kedua desa tersebut, acara dimulai setelah pelaksanaan sholat Ashar. Rombongan Gubernur yang didampingi Kapolda membuka acara di negeri Morella dan rombongan Sekda Provinsi Maluku yang didampingi Pangdam membuka di negeri Mamala. Dan setelah acara Pukul Sapu Lidi dimulai, rombongan pejabat tersebut bertukar tempat, sehingga masing-masing negeri mendapat kunjungan pejabat daerah. Dengan suksesnya acara tradisi tersebut menjadi babak baru bagi kedua Negeri untuk segera bahu membahu dan mempererat hubungan kekerabatan dalam membangun dan menyejahterakan masyarakatnya yang sempat terkoyak akibat perseteruan yang berkepanjangan.
Kegiatan tersebut bukan hanya sekedar acara tradisi, tetapi juga merupakan ajang silaturahmi bagi “pela” masing-masing Negeri yang berdatangan dari luar pulau Ambon bahkan dari Luar Negeri. Disisi lain, atraksi tersebut merupakan sumber pariwisata yang memiliki daya tarik dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi bagi wisatawan domestik dan manca negera. Diharapkan kedepan dapat menjadi sumber pemasukan bagi masing-masing negeri dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan warga.
Kegiatan tradisi tahunan Pukul Sapu Lidi merupakan atraksi unik dari 2 Negeri yaitu Negeri Mamala dan Morella yang hanya diadakan setiap 7 syawal di Desa Mamala dan Desa Morella, Kecamatan Leihitu Maluku Tengah, dimana 2 kelompok saling berhadapan dan saling menyabet pada bagian badan sampai mengeluarkan darah segar dan telah berlangsung dari abad XVII. Semoga damai alami dapat terjalin terus di negeri Mamala Morella dan dapat dijadikan model perdamaian bagi daerah daerah yang masih dilanda konflik yang berkepanjangan yang masih banyak terjadi di Maluku dan Maluku Utara. (Pendam16)