JAKARTA, tniad.mil.id, – Dalam melaksanakan tugas menjaga kedaulatan negara di wilayah daratan Negara Kesatuan Republik Indonesia, TNI AD terus berupaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan para Prajuritnya agar berhasil dalam melaksanakan tugas operasi.
Hal tersebut menjadi landasan diselenggarakannya Penataran Pelatih Kader Batalyon Infanteri Siap Operasi, yang secara resmi ditutup oleh Komandan Kodiklat TNI AD, Letjen TNI AM. Putranto, S.Sos di Ciwidey, Bandung, Minggu (16/08/2020).
Dankodiklatad menjelaskan bahwa Penataran Pelatih Kader Batalyon Infanteri Siap Operasi ini, merupakan hasil evaluasi dari kegiatan operasi di tahun sebelumnya.
“Program latihan bagi satuan di Kotama akan mengarah kepada penugasan yang diberikan selama setahun ke depan, sehingga akan timbul disiplin prajurit dan militansi yang tinggi,” ucap Dankodiklatad.
Selanjutnya dijelaskan bahwa penataran tersebut dilaksanakan dari tanggal 2 sampai 16 Agustus 2020 dan diikuti sebanyak 198 peserta dari Rindam, Brigade Infantri, dan Batalyon Infantri yang berasal dari Kodam I/BB, Kodam IV/Dip, Kodam III/Slw, Kodam XIV/Hsn, Kodam VI/Mlw, Divisi-2/Kostrad, Kodam V/Brw, dan Kodam VI/Merdeka.
“Latihan dilaksanakan secara bertahap selama 14 hari, mulai tahap pembekalan di Cipatat, tahap pengisian di Citembong dan tahap pemantapan di Ciwidey,” katanya.
Sebelum acara penutupan, diberikan materi penyegaran dan motivasi bagi petatar oleh Danpussenif Kodiklatad, Letjen TNI Besar Harto Karyawan, S.H., M.Tr(Han) dan Letjen TNI (Purn) Bambang Darmono yang pernah menjadi Kepala Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat (UP4B), Pangkoops di Aceh dan Wakil RI pada Aceh Monitoring Mission.
“Sebagai pelatih agar selalu membangun komitmen dengan anak buah yang dilatih. Selain itu, pelatih juga harus mengerti tujuan dan skenario latihan, agar anggota punya pemikiran bahwa latihan akan menempa dirinya menjadi profesional,” ucap Danpussenif.
Sementara itu, Letjen TNI (purn) Bambang Darmono menjelaskan tentang mission oriented training dengan berbagai hal yang diperlukan untuk melatih prajurit TNI AD agar siap melaksanakan tugas operasi.
“Prajurit TNI AD juga perlu memahami adanya hukum serta local wisdom (aturan setempat), dan memiliki keahlian seperti ahli menembak, sehingga nanti dapat bertugas dengan baik,” ucap Bambang Darmono.
“Jangan abai, prajurit harus mampu mencermati perubahan yang terjadi, sehingga tidak akan jatuh korban akibat adanya pendadakan dari lawan,” tambahnya.
Acara penutupan diakhiri dengan membentangkan bendera Merah Putih secara bersama-sama untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-75. Pembentangan bendera Merah Putih dilaksanakan sambil menyanyikan lagu Bagimu Negeri, sebagai pengingat rasa cinta tanah air dan rela berkorban Prajurit TNI AD kepada negara dan bangsa. (Dispenad)