Komandan Korem 044/Gapo Kolonel Inf Tri winarno bersama para Dandim Jajaran Korem 044/Gapo menggelar rapat sergab yang bertujuan menindaklanjuti rapat Sergap (serap gabah) dari Pusat pada tanggal 5 April 2016 yang lalu di Mabesad. Korem dan Jajaran mendukung penuh kebijakan bapak Presiden untuk Swasembada Pangan dalam kurun waktu 3 tahun dapat terpenuhi, dengan dukungan pengerahan pasukan diwilayah.
Disisi lain ketua Tim Sergab (serap gabah) pusat Kolonel Inf Riki, F.W mengatakan” Untuk melihat seberapa besar serapan gabah diwilayah Sumsel. Tugas ini sebagai pesan moral yang mana Indonesia sebagai negara agraris yang semestinya negara swasembada pangan. Untuk itu penekanan dari pusat kita harus mencapai target yang telah ditentukan, sehingga kita mempunyai kebanggaan sebagai negara agraris. Dengan harapan diwilayah Sumsel sukses dengan penyerapan sesuai target, pungkasnya.
Selanjutnya Staf Ahli Kementan RI Bapak Mukti menyampaikan Gabah yang ada di Sumatera selatan dapat diserap atau di beli oleh Bulog Sesuai dengan Inpres. Sedangkan Luas tanam bulan Nopember 2015 seluas 157 ribu Ha, yang akan panen pada bulan April.
Dalam rangka penyerapan Bulog telah ada nota kesepakatan antara Bulog dengan dinas pertanian yang dihadiri oleh Danrem, dengan harga Rp.3.700 per kg ,- harus dibeli Bulog. Penyerapan Gabah sampai dengan saat ini di Sumsel sudah 9 ribu Ton, sedangkan targetnya 150 ribu Ton dilihat dari luas tanam di Sumsel.
Secara nasional penyerapan Gabah paling banyak di Jatim 160 ribu ton , Jateng 125 ribu ton , Jabar 107 ribu ton, Sulsel 86 ribu ton , Lampung 19 ribu Ton, Kadis OKI menyatakan tidak dapat serap gabah petani dan akhirnya dibeli Bulog Lampung.
Luas tanam periode Oktober 2015 s/d Maret 2016 seluas 544 ribu Ha dari target 498 ribu Ha, sedangkan target tanam pada April s/d September 2016 seluas 574 ribu Ha dan yang baru terlaksana baru 7ribu Ha karena masih awal.
Dalam sambutannya Kabulog Perum Divre Sumsel bapak Mifta menyatakan Sesuai Printah dan petunjuk Presiden kepada Bulog yang berkaitan dengan 4 kementerian : Menteri BUMN bagaimana menjaga pertumbuhan perusahaan, Mentan bagaimana menyerap gabah, Mensos bagaimana menyalurkan beras kualitas yang bagus dan Mendag bagaimana stabilkan harga.
Ketahan Pangan ada 3 Pilar yaitu : Ketersediasan, Keterjangkauan dan Stabilitas yang harus dijaga oleh Bulog. Potensi di Sumsel pd tahun 2016 sebanyak 3jt Ton beras, dan target realisasi pada tahun ini baru sebesar 150.500 Ton beras, tren naik penyerapan pada bulan April dan Agustus nanti.
Kendala dilapangan :
- Gabah yang tidak berkualitas karena kadar air yang tinggi akibat panen terlambat yang diakibatkan air pasang, curah hujan tinggi dan tenaga pemanen tidak ada/sangat minim.
- Secara geografis lahan pertanian dikelilingi oleh daerah minus sehingga harga beras menjadi rendah dan diserbu oleh daerah tetangga seperti Lampung dan Jambi.
- Tingginya biaya angkut pada saat panen.
- Masih adanya budaya Ijon dikalangan petani.
- Petani banyak yang suka menjual hasil panen kepada Tengkulak karena harga lebih bagus diatas HPP.
- Cara petani dalam memanen padi masih secara tradisional.
- Budaya petani menyimpan hasil panen untuk kebutuhan hidupnya.
Perbandingan harga beras di Sumsel jauh lebih rendah dibanding didaerah lain disekitarnya seperti Lampung, Jambi dan Bengkulu yang harga beras lebih tinggi sehingga banyak yang menyerap gabah dari Sumsel. Dalam pembelian gabah petani, Bulog hanya dapat menyerap + 10% atau 150.500 Ton beras.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Para Kasi, Kadistan Kab. Banyuasin, Kadistan Kab. OKI, Kadistan Kab. OKU, Kadistan Kab. Muara Enim dan Kadistan Kab. Lahat.