
Dalam acara Seminar Nasional dengan tema Membangun Ekonomi Kreatif dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang dilaksanakan oleh HMM Fekon Untad Danrem 132/Tadulako Kolonel Inf Ilyas Alamsyah berkesempatan memberikan ceramah wawasan kebangsaan dengan materi Proxy War kepada para mahasiswa Fekon Untad bertempat di Aula Manggala Sakti Korem 132/tadulako. Minggu, (16/11).
Dalam kesempatan tersebut Danrem 132/Tdl Kolonel Inf Ilyas Alamsyah menjelaskan bahwa Proxy war merupakan perang masa kini dimana salah satu pihak menggunakan pihak ketiga atau komponen lainnya untuk berperang melalui aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan aspek lainnya.
Kepada para mahasiswa Kolonel Inf Ilyas memaparkan mengapa Mahasiswa harus diberikan pengertian tentang pengetahuan perang masa kini yang terjadi dibelahan dunia /belajar perang , karena didunia ini hanya ada dua macam pilihan hidup yaitu damai dan perang.
Dengan adanya tuntutan kepentingan kelompok yang telah menciptakan perang-perang jenis baru diantaranya perang asimetris, perang hibrida dan perang proxy sehingga kemungkinan terjadinya perang konvensional antar dua negara dewasa ini semakin kecil. Perang Proxy atau Proxy War merupakan perang antara dua pihak yang tidak saling berhadap-hadapan namun menggunakan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh.
Perang proxy tidak dapat dikenali secara jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh menggunakan dan mengendalikan actor non state. Indikasi adanya Proxy War diantaranya Gerakan separatis, Demonstrasi massa dan Bentrok antar kelompok.
Dengan pengertian dan wawasan yang telah diberikan oleh Danrem, diharapkan para mahasiswa mempunyai pemahaman dan berwawasan kebangsaan yang luas karena para mahasiswa adalah calon Pemimpin, masa depan bangsa yang akan membuat jalan dan menjadi generasi bangsa menuju negara yang maju dan besar harapan kita semua.
Pemuda sebagai tulang punggung bangsa harus menyadari bermacam tantangan dan ancaman bangsa tersebut untuk kemudian bersatu padu dan bersinergi menjaga keselamatan bangsa dan negara. Sejumlah aksi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk menangkal proxy war diantaranya dengan selalu mengidentifikasi dan mengenali masalah, ahli dalam bidang disiplin ilmu masing-masing, melakukan gerakan pemuda berbasis wirausaha, dan mengadakan komunitas belajar serta merintis program pembangunan karakter.
Selain itu Mahasiswa diharapkan mampu menghadapi tantangan kedepan dan dapat membawa kontribusi yang positif bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara karena itu semua ada ditangan para mahasiswa
Lebih lanjut Danrem mengatakan bahwa perang masa depan adalah perang memperebutkan, makanan (pangan) air dan energi, itu semuanya ada dinegara kita dan di Negara-negara yang dilalui garis katulistiwa. Tegasnya di akhir ceramahnya.