Sebelum membuka TMMD ke- 93 di desa Puyung Kecamatan Jonggat Lombok Tengah, Komandan Korem 162/WB menyempatkan waktunya untuk memberikan ceramah tentang wawasan kebangsaan. Kamis (9/10) 2014, bertempat di kampus IPDN Praya Lombok Tengah, lebih dari tujuh ratus mahasiswa Lombok tengah yang terdiri dari Praja IPDN, STIKES, STIMIK, STKIP dan Akademi Angkatan Udara (APU) sangat antusias menyimak ceramah Kolonel Arh.Kuat Bidiman S.IP. Hadir pada kegiatan tersebut direktur IPDN Drs.Abdul Malik MM dengan didampingi para Staf dari berbagai perguruan tinggi dan Komandan Kodim 1620/Loteng.
Dalam mengawali ceramahnya di depan ratusan mahasiswa, Komandan Korem 162/WB Kolonel Arh Kuat Budiman S.IP, beliau mengutip pidato bapak proklamator Bungkarno “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan aku cabut semeru dari akarnya, dan berikan aku 10 pemuda niscaya akan ku goncang dunia”.
Indonesia sebagai salah satu negara ekuataor yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahunnya serta kaya akan sumber alamnya, akan senantiasa menjadi arena persaingan kepentingan nasional dari berbagai negara .
Untuk itu diperlukan adanya langkah-langkah yang antisipasi dan persiapan yang matang agar bangsa Indonesia mampu menjamin tegaknya keutuhan dan kedauilatan NKRI. Generasi muda yang merupakan tulang punggung bangsa harus dipersiapkan sedini mungkin .Untuk menjadikan sosok pemuda yang tangguh di tengah kondisi sosial yang dirundung pesimisme, apatisisme, demoralitas bahkan kebencian, tidak ada jalan ideal kecuali menengok kembali nilai dan konsensus dasar kita yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Harus di sadari bahwa masalah wawasan kebangsaan akhir-akhir ini semakin memudar,bahkan nyaris sirna pada jatidiri anak bangsa, khususnya generasi muda .
David Mc Clelland dalam bukunya ( The achieving society) tahun 1961, menyampaikan bahwa “Keberhasilan bangsa yang maju, ditentukan oleh semangat pemudanya untuk berprestasi ( need for achievent, atau N-Ach). Untuk itu pembinaan karakter kebangsaan kepada mahasiswa untuk mampu berprestasi dan berkompetisi, harus dibarengi dengan proses penyadaran kembali tentang nilai-nilai falsapah bangsa yang kita miliki yang telah ditanamkan oleh pendahulu kita, seperti cinta tanah air, sikap mental, toleransi dan kerukunan umat beragama. Inilah fondasi yang sampai saat ini masih dibutuhkan untuk menyatukan kebersamaan kita ditengah-tengah beragam ancaman dan konflik yang mewarnai dunia global saat ini.
Danrem 162/WB juga berharap dengan bekal pengetahuan wawasan kebangsaan yang disampaikan, semoga para Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se-Lombok Tengah tersebut tersebut nantinya dapat melanjutkan pembangunan negeri ini dengan dilandasi semangat, moral dan akhlak yang mulia. (Pendam IX/Udayana)