
Polisi menetapkan delapan tersangka pada kasus perusakan rumah ibadah di Kabupaten Aceh Singkil, Nangroe Aceh Darussalam. Tiga orang telah ditahan, sementara lima lainnya buron. Polisi memastikan seluruh pihak yang terlibat dalam bentrokan antar warga akan ditindak tegas. Kami sedang kejar lima orang itu. Para tersangka terbukti melakukan perusakan rumah ibadah dalam bentrokan antar warga, Selasa , tanggal 13 Oktober 2015 lalu, kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Agus Rianto di Jakarta kemarin.
Agus menjelaskan, ketiga tersangka masing-masing berinisial S, N, dan I. Mereka telah mendekam di tahanan Mapolres Aceh Singkil. Jumlah tersangka kemungkinan bertambah karena sejauh ini sedikitnya 47 orang telah diperiksa.
Kerusuhan pecah di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gunung Meriah dan Desa Dangguran, Kecamatan Simpang Kanan. Ratusan orang membakar rumah ibadah umat kristiani di wilayah itu. Bentrokan mengakibatkan dua orang meninggal dan tiga terluka. Kerusuhan ini terkait dengan pembangunan rumah ibadah yang dinilai tanpa izin.
Ketua MPR Zilkifli Hasan meminta aparat keamanan bertindak tegas terhadap siapapun yang melakukan kerusuhan dan pembakaran rumah ibadah diAceh Singkil. Apapun alasannya, menurut dia, masyarakat tidak boleh main hakim sendiri. Indonesia negara hukum. Kalau ada persoalan dibicarakan, musyawarah mufakat, kata Zulkifli.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menepis bahwa pemerintah kecolongan dalam kasus bentrokan antar warga itu. Menurutnya, potensi kerusuhan telah terpetakan. Namun situasi di lapangan memang bergerak cepat. Terpenting sekarang ini menindak par apelaku kerusuhan. Yang jadi provokator, yang menggerakkan aksiharus diproses secara hukum. Kalau camatnya yang salah ya camatnya harus diberi sanksi, kalau memang kapolseknya jika salah harus diganti atau kapolresnya. Ini semua harus terurai, tegas dia.
Tjahjo kembali menegaskan bahwa akar persoalan di Aceh Singkil lebih pada ketidak tegasan aparatur daerah menyangkut perizinan pembangunan gereja. Jika memang itu tidak boleh, ya dilarang. Kalau memang boleh diizinkan di wilayah itu ya harus diizinkan, katanya
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono mengatakan, situasi Aceh Singkil mulai kondusif seiring penanganan oleh aparat penegak hukum. Para tokoh masyarakat dan jajaran pemerintah daerah juga telah mengambil langkah-langkah untuk mencari solusi terbaik. Suatu kejadian siapa sih yang mengharap itu terjadi, tapi sudah sepakat untuk mereka memperbaiki diri semuanya, Ujar dia. Mulyono menegaskan, TNI ikut memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada dua belah pihak terkait toleransi dan pentingnya menjaga keamanan bersama.
Yang pasti tidak ada tambah pasukan, (situasi) aman kok. Itu kan kasuistis karena salah paham di lapangan. Kedua belah pihak berintrospeksi memperbaiki semuanya. apa peran masing-masing. Pemda bagaimana, pihak lain bagaimana, sudah disepakati enggak ada masalah, kata KSAD.
Pengungsi Kembali
Pemkab Aceh Singkil menyatakan siap menjemput 5.498 warganya yang mengungsi di Sumatera Utara hari ini. Pemulangan itu seiring normalnya situasi Aceh Singkil dan jaminan keamanan dari seluruh masyarakat. Kepala Badan Kesbangpol Sumut Eddy Syofian menuturkan, berdasarkan laporan Bupati Tapanuli Tengah Syukran Jamil Tanjung, jumlah pengungsi di daerah tersebut mencapai 4.248 orang.
Pengungsi di Kecamatan Pagindar, Pakpak Barat, 1.250 orang juga akan dijemput kembali. Situasi sudah aman sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak kembali ke rumah masing-masing, ujar Eddy. Dia melanjutkan, berdasarkan rapat kedua daerah bersama unsur masyarakat, tercapai sejumlah kesepakatan sebagai solusi, di antaranya semua pihak akan mencegah agar tidak berkembang isu-isu dan provokasi yang bisa menimbulkan keresahan dan kedamaian. Selain itu mereka juga akan bersama-sama melibatkan dan memberdayakan Forum Kerukunan Umat Beragama serta forum-forum strategis lainnya untuk menjaga kerukunan antarumat.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan meminta penduduk Kabupaten Aceh Singkil yang mengungsi ke Sumatera Utara tidak takut pulang karena pemerintah sudah melakukan koordinasi untuk mengamankan situasi. Kami sudah berkoordinasi dengan Kapolri dan Kapolri memberikan penjelasan, pengungsi yang keluar dari daerah Singkil yang lari ke daerah Pakpak sudah diminta kembali ke daerahnya, kata Luhut. (Sumber: HU Seputar Indonesia)