Kerukunan hidup umat beragama harus selalu kita jaga, apalagi kabupaten wonosobo sudah terkenal dengan kota yang ramah akan HAM bahkan kerununan hidup ini sudah diakui oleh dunia. Ini terbukti kabupaten wonosobo banyak mendapat kunjungan dari berbagai Negara hanya sekedar ingin melihat kehidupan umat beragama yang beraneka ragam akan tetapi mereka bisa rukun.
Kerukunan itu saat ini terjadi ganggungan dengan adanya isu-isu yang berkembang didunia maya bahwa telah terjadi pemaksaan sekelompok masyarakat yang beragama Budha masuk ke agama Islam yang berada di Dusun Munggang Desa Tanjunganom Kepil sejumlah 74 orang yang beralih ke agama Islam. Kenyataan yang sebenarnya adalah bahwa dahulu mereka beragama Islam pindah ke agama Budah dan sekarang mereka pindah lagi ke Agama Islam dengan suka rela. Perpindahan tersebut ternyata membawa dampak dimedia social telah terjadi pemaksaan kehendak. Permasalahan tersebut sebetulnya sudah diselesaikan oleh semua komponen yang ada dan sudah selesai, akan tetapi masih adanya isu – isu yang muncul sehingga diadakan Diskusi bersama untuk menangkal permasalahan yang terlanjur berkembang dimana – mana.
Diskusi dilaksanakan di Aula Sasana Kemala Polres yang dihadiri oleh Muspika, FKUB Wonosobo, Kepala Kemenag Wonosobo, Muspika Kepil, Kades dan Kadus Tanjunganom, Ketua Majelis Budhayana Indonesia Kabupaten Wonosobo Norman Widya Gautama, Ketua Himpunan Mahasiswa Budha Indonesia di Wonosobo Suyitno dan insan pres wonosobo.
Kapolres Wonosobo menyampaikan bahwa keamanan itu mahal, maka keamanan yang sudah ada ini harus dijaga bersama – sama. Jika keamanan tidak kondusif maka yang akan rugi adalah rakyat kecil. Permasalahan yang sudah selesai ini agar dijaga dan dipelihara untuk kepentingan bersama.
Kasdim mayor Inf Suratman menyampaikan bahwa Indonesia itu merupakan Negara yang berbineka tunggal ika. Sehingga perbedaan yang ada menjadikan Indonesia ini sebagai Negara yang bermajemuk dengan berbagai macam suku, agama dan kepercayaan. Itu semua tidak dapat disatukan. Perbedaan yang ada dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa dalam NKRI.
Ketua Majelis Budhayana Indonesia di Wonosobo Norman Widya Gautama menyampaikan permasalahan yang ada saat ini sudah selesai itu semua hanya kesalahan beliua dalam membuat berita ke pimpinan pusat. Beliau mengakui karena hanya lulusan SD sehingga dalam menulis tersebut mempunyai maksud yang tidak sesuai dengan angan-angannya.
Suyitnno Ketua Himpunan Mahasiswa Budha Indonesia Wonosobo menyampaikan bahwa namanya digunakan oleh orang lain untuk pemberitaan di media social. Tulisan tersebut bukan tulisannya. Mengenai perpindahan agama baginya tidak menjadi masalah karena agama merupakan hak tiap insane manusia.
M Khusnan Sekretaris FKUP Kab Wonosobo menyampaikan permasalahan agama sekecil apapun jangan dianggap remeh karena sentiment agama sangat mudah dimanfaatkan oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab.
Bupati Wonosobo menyampaikan kita semua jangan rindu keributan akan tetapi rindu perdamaian. Wonosobo yang sudah aman dalam kehidupan umat beragama harus selalu dibina. Di Wonosobo hidup aliran agama yang berbeda secara harmonis itu sudah suatu hal yang perlu dipertahankan.
Diskusi diakhir Tanya jawab dan foto bersama. Dengan foto bersama ini diharapkan timbul kebersamaan yang kokoh dan mantap. Tidak ada permasalahan lagi yang dimasa yang akan datang. Untuk menunjukan bahwa saat ini kehidupan beragama sudah harmonis maka akan diselenggarakan masak bersama antar tokoh agama yang ada di Wonosobo yang akan dilaksanakan di desa Tanjunganom kepil. Hasil masakan akan dimakan bersama dengan seluruh masyarakat yang ada disana.