Skip to main content
Kodam IV/Diponegoro

Dua Tahun Tinggal Dihutan Dandim 0709/Kebumen Buatkan Rumah

Dibaca: 310 Oleh 03 Jul 2015Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

KODIM 0709/KEBUMEN – Kegiatan bakti sosial TNI peduli kesulitan rakyat yang diaplikasikan Kodim 0709/Kebumen merupakan salah satu upaya nyata menarik simpati masyarakat, kegiatan tersebut bertujuan membantu meringankan beban masyarakat yang terhimpit kesulitan sekaligus merupakan bentuk kepedulian terhadap mahluk sosial sebagaimana penjabaran Doktrin Delapan Wajib TNI menjadi pelopor mengatasi kesulitan rakyat, yang dibuktikan di lapangan secara nyata dengan membuatkan rumah baru yang berada di Dusun Karanganyar, Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kebumen.

Pembangunan rumah tersebut diselesaikan oleh 8 personel pimpinan Babinsa Serda Panut anggota Kodim 0709/Kebumen yang memiliki kemampuan khusus pertukangan dengan penyelesaian dibantu masyarakat.sekitar. Rumah sederhana seluas 5 X 10 meter tersebut berdiri di lahan seluas 307 m2 dibangun secara maraton dengan kurun waktu selama dua minggu.

Hadi Suprojo (40), pria yang bersama keluarganya memilih tinggal di tengah hutan Blawong selama dua tahun tersebut, akhirnya bersedia untuk pindah ke perkampungan seperti masyarakat pada umummya dengan menempati lahan seluas 10 X 11 meter2 bekas milik Bpk. Langka Hadi Suwarno.

Baca juga:  Kodim Kudus Gelar Pengobatan Massal Gratis Bagi Masyarakat

Rumah yang ditempati Hadi berada di Dusun Karanganyar, Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kebumen. Peletakan batu pertama pembangunan rumah tersebut dilakukan oleh Dandim 0709 Kebumen Letkol Inf Putra Widyawinaya, S.H yang disaksikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kebumen H. Adi Pandoyo, SH. M.Si, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kebumen dr H. Djatmiko dan jajaran Muspika Alian.

Menurut Kaur Kesra Desa Sawangan, Miswanto, sumber dana pembangunan rumah tersebut berasal dari program Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang Mampu (P2MKM) sebesar Rp 7,5 Juta, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kebumen Rp 5 Juta, Bank Jateng Kebumen Rp 5 Juta dan bantuan lain-lain Rp 12 juta.

“Setelah dibujuk dan diberi saran, kami bersyukur akhirnya yang bersangkutan bersedia tinggal di perkampungan seperti warga pada umumnya,” ujar  Dandim.

Hadi Suprojo mengaku bersedia turun gunung setelah menerima saran, arahan dan masukan dari Dandim.  Apalagi, tidak hanya memberi saran tetapi juga memberi contoh dengan tindakan. Maka dia pun akhirnya bersedia memindahkan istri dan anak-anaknya yang masih kecil ke rumahnya yang sudah selesai dibangun.

Baca juga:  Kodim 0709/Kebumen Gelar Apel Kendaraan dan Yongmoodo

“Istri saya sekarang sedang mengandung anak yang ke-9 dengan usia kandungan sekitar tujuh bulan,” ujar Hadi Suprojo. Dia menyebutkan, saat ini istrinya Siti Romidah (30), ibunya Sarmidah (64) dan tujuh anaknya masih tinggal di gubuk ukuran 3 x 4 meter di tengah hutan Blawong. Sedangkan salah satu anak pertamamya yang berusia 11 tahun dibawa kakaknya ke Jakarta. Rencananya, setelah menempati rumah tersebut, keluarganya boyongan ke rumah yang baru. Termasuk anak pertamanya akan dipulangkan ke Kebumen. “Meski demikian, saya tetap akan sering ke atas, karena aktivitas pertanian saya berada di hutan,” imbuhnya.

Terkait anaknya yang seluruhnya tidak ada yang disekolahkan, Hadi masih belum memutuskan apakah akan menyekolahkan atau tetap bersikeras mendidiknya sendiri. Menurut dia, selama pendidikan masih dicampur antara laki-laki dan perempuan tentu akan lebih banyak mudharatnya.

Sehari-hari laki-laki kurus berambut panjang itu bertani di lahan seluas 6.600 meter persegi yang dibelinya dari warga setempat. Aneka tanaman dibudidayakan seperti cengkih, singkong, pisang, jahe, cabai dan tanaman lain. Secara rutin Hadi turun ke desa setiap Jumat.

Baca juga:  Kebersihan adalah faktor penting dalam kehidupan

Selain untuk menunaikan salat Jumat, dia juga membawa kayu bakar yang kemudian uangnya diperuntukan membeli beras. Adapun keputusan tinggal di hutan yang dilakukan setelah tobat sebagai mantan gembong Narkoba yang masuk dalam sindikat internasional. Berhasil lepas dari dunia hitam yang menjeratnya, Hadi menjadi santri di Pondok Pesantren Al Daldiri Kuwarasan, Kebumen. Sebelum memilih menyepi di hutan, dia tinggal di Desa Purwodadi, Kuwarasan. Hadi belum berniat menyekolahkan anak-anaknya. Anak-anaknya dididik membaca, menulis dan ilmu agama oleh istrinya.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel