Tokoh lintas agama, pemerintah, dan aparat di sejumlah daerah bertemu untuk menyikapi insiden yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua. Dalam pertemuan itu, mereka sepakat, kebinekaan masyarakat Indonesia merupakan anugerah yang harus dijaga.
Pertemuan itu, antara lain, digelar di ruang pertemuan Kodam Vll/Wirabuana, Sulawesi Selatan pada hari Selasa tanggal 21 Juli 2015. Dalam Al Quran disebut bahwa Tuhan menciptakan manusia bersuku-suku, berbeda-beda, untuk saling mengenal. Mari kita saling mengenal, membangun komunikasi, karena banyak hal bisa terjelaskan dengan komunikasi, kata Pemimpin Pondok Pesantren IMMIM Makassar Ustaz Asnawi Marjuni dalam pertemuan itu.
Kami berharap kedamaian dan kerukunan yang selama ini sudah terjaga tetap dijaga, ujar Pendeta Untung Wijaya yang mewakili Persatuan Gereja Indonesia Wilayah Sulselbar.
Senin malam, puluhan aktivis dan tokoh lintas agama di Jombang, Jawa Timur, juga berkumpul di lingkungan komunitas Pedepokan Djagat Besi di Betek pimpinan Suudi Yatmo. Dalam, pertemuan itu, mereka menyatakan, Indonesia dapat berdiri tegak karena keragamannya.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno menuturkan, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan aparat keamanan dan pemerintah agar insiden di Tolikara tidak merembet ke tempat lain.
Pembangunan
Sementara itu, sebagian warga korban insiden Jumat pekan lalu di Tolikara, yang sebelumnya mengungsi di depan Markas Koramil Karubaga, kemarin sudah mulai kembali ke rumah masing-masing.
Ali Mukhtar (38), pemuka agama Islam di Tolikara, mengatakan, tinggal sekitar 200 warga yang masih mengungsi. Mereka adalah warga yang kios dan rumahnya terbakar pada 17 Juli 2015. Kami tadi sudah diajak melihat kantor lama bupati yang rencananya untuk relokasi pengungsian, ujarnya.
Sebagai bagian dari proses rekonstruksi, kemarin juga telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan mushala semipermanen di lapangan koramil. Sekarang juga kita bangun, mushala agar saudara-saudara Muslim bisa beribadah kembali, kata Bupati Tolikara Usman Wanimbo.
Toleransi beragama di Papua sejauh ini cukup bagus. Titik kecil insiden ini harus segera dipadamkan. Kita bangun kembali semangat toleransi dan gotong royong, ujar Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Untuk menjaga situasi di Tolikara yang saat ini sudah kembali normal, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal Fransen G Siahaan akan membuka pos penjagaan di sejumlah lokasi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kunjungan orang dari luar Tolikara yang berpotensi mengganggu ketenangan daerah itu.
Pos penjagaan sifatnya sementara. Kami bukan membangun pos permanen. Langkah ini demi menjaga situasi tetap tenang, ujar Fransen. (Sumber: HU Kompas)