Pembangunan jalan nasional di perbatasan Kalimantan Utara-Malaysia terus dikebut untuk memutus keterisolasian daerah. Saat ini, misalnya, ruas Mansalong – Tou Lumbis, Kabupaten Nunukan, sepanjang 146 km, tengah dikerjakan dan ditargetkan selesai tahun 2018.
Jalan nasional di perbatasan harus tembus semua 2018, termasuk ruas ini (Mansalong-Tou Lumbis). Tidak semuanya diaspal, tetapi paling tidak sudah penetrasi pengerasan. Kecuali yang melintasi permukiman, diaspal, ujar M Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rabu, tanggal 28 Oktober 2015.
Hal itu disampaikan Basuki saat meninjau ruas Mansalong-Tou Lumbis di Desa Binter, Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan.Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR Hermanto Dardak dan Panglima Kodam VI/Mulawarman Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono juga ikut meninjau. Rombongan juga singgah di Bandara Yuvai Semaring Long Bawan, Kabupaten Nunukan, yang merupakan salah satu bandara perintis, dengan menggunakan helikopter.Kementerian PUPR menges-timasi biaya pembangunan ruas Mansalong-Tou Lumbis Rp 250 miliar. Yudha Sandyutama, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Mansalon – Tou Lumbis mengutarakan, pengerjaan awal dimulai 2012, sejauh 42 km dari Mansalong oleh Pemkab Nunukan.
Selanjutnya pengerjaan diserahkan ke Kementerian PUPR. Dari 146 km panjang jalan nasional itu, yang sudah terbuka 129 km. Dengan kata lain, tinggal 17 km yang belum dibuka Adapun yang sudah diaspal baru 1,6 km, kata Yudha.
Camat Lumbis Ogong Daud mengatakan, terbukanya akses jalan ini sudah lama dinanti warga. Ada 49 desa di wilayahnya dan 28 desa di antaranya berbatasan dengan Sabah, Malaysia. Terbukanya akses jalan darat akan memperlancar transportasi 4.700 warganya.
Selama ini hanya ada jalur sungai menuju kota terdekat, yakni Malinau, Kabupaten Malinau. Dari Binter misalnya, butuh 3-4 jam menggunakan perahu kayu menyusuri sungai yang Arusnya deras. (Sumber: HU Kompas)