Skip to main content
Kodam IX/Udayana

Kampanye Damai, Mendidik dan Santun

Dibaca: 2750 Oleh 24 Mar 2014Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Kampanye terbuka oleh peserta 2014 mulai dilakukan sejak beberapa hari ini merupakan awal tahapan pemilu, seyogyanya untuk menyehatkan demokrasi, momen kampanye ini harus menjadi ajang pertemuan bagi pemilih dan yang dipilih. Kampanye yang dilaksanakan haruslah secara santun membawa kedamaian bagi masyarakat umum dan wahana silahtuhrohmi bagi para peserta pemilu.  Dalam kaitan ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan merupakan ancaman, mulai dari politik adu domba, penyalahgunaan wewenang kekuasaan, pelanggaran kode etik. Hal itu yang  perlu diperhatikan serius selama penyelenggaraan kampanye, agar kampanye yang dilakukan mampu memberikan pendidikan politik bagi masyarakat, terutama dalam sosialisasi visi, misi maupun program kerja para peserta pemilu. Kampanye yang dilaksanakan secara terbuka untuk menyampaikan visi dan misi bukan hanya pengerahan massa yang kemungkinan terjadinya gesekan massa, berpotensi besar menimbulkan kericuhan. Oleh karena itu aktifitas kampanye yang dilakukan oleh peserta pemilu sebaiknya mampu lebih efektif dan efisien, serta mendidik masyarakat.

Sementara kondisi yang terjadi saat ini dalam pelaksanaan kampanye terbuka lebih banyak menampilkan unsur hiburan dibandingkan memberikan pendidikan politik, menciptakan kedamaian dan silahtuhromi yang santun. Masyarakat juga menjadi terbiasa bersifat pragmatis, asal ada kemauannya mau datang begitupun sebaliknya,  penyakit ini muncul dari pemilu ke pemilu, seperti politik sarana/prasarana/uang, intimidasi dan kekerasan, padahal yang diharapkan adalah suara rakyat untuk membangun bangsa Indonesia kedepan.  Diharapkan Masyarakat pada saat kampanye sekarang tidak melihat figur siapa yang datang untuk melaksanakan kampanye, membawa sarana keuntungan, atau hiburan yang disuguhkan, yang terpenting adalah  penyampaian visi dan misi guna membangun bangsa kedepan.

Baca juga:  Yakinkan Kesiapan Pengamanan KTT AIS di Bali, Pangdam Pimpin Apel Gelar Pasukan Kodam IX/Udayana

Selama masa kampanye pemilu, masing-masing peserta pemilu diminta untuk menjaga kondusifitas tiap jengkal tempat dimana di adakan kampanye, sehingga seluruh tahapan pelaksanaan pileg dapat berjalan lancar, tertib, jujur dan adil.  Menjamin pelaksanaan kampanye yang tertib, damai, berjiwa mendidik dan dilaksanakan secara santun, sehingga  para peserta pemilu harus siap menerima apapun hasil pemilu legislatif  yang akan digelar 9 April 2014 mendatang, artinya  siap menang, siap kalah dan menerima apapun hasil pemilu.

Peserta pemilu dan simpatisannya, agar dapat mematuhi segala ketentuan dan aturannya,  dapat  mengendalikan massa pendukung dan masyarakat sasaran calon pemilih, guna tercipta kampanye yang damai, mendidik dan santun. Masa kampanye yang tengah berlansung ini dan dapat digunakan sebagai ajang orasi untuk merebut simpati dan dukungan masyarakat. Kampanye bukan  ajang untuk mencaci maki, saling sikut, saling banting bahkan menerapkan politik yang kotor, kampanye akan terasa lebih segar, apabila para peserta pemilu bisa membuat konten kampanye yang bisa membawa warga semakin paham tentang apa arti pemimpin dan kepemimpinan. Harapannya tidak ada keraguan dari masyarakat untuk menentukan pilihan kepada anggota peserta pemilu yang akan diwakilinya.  Pelaksanaan kampanye sebagai tahapan pemilu seyogyanya diselipkan gema perdamaian, unsur pendidikan dan memperkuat tali silahtuhrohmi, bila ini berhasi maka akan menimbulkan kecerdasan politik bagi masyarakat sebagai sasaran politik. Gema perdamaian kampanye  harus digaungkan guna mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya secara jujur, adil, sehat dan cerdas. Disinilah peserta pemilu harus berani untuk tidak memberi iming-iming materi, janji-janji kosong atau intimidasi, namun mengajak dan mengajarkan masyarakat untuk memilih berdasarkan hati nurani dengan lapang dada.  Menekankan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya serta menghindari sejauh mungkin tentang Golput yang dapat menghilangkan hak asasi warga negara  dan dapat mencederai demokratisasi.

Baca juga:  Pisah Sambut Pangdam IX/Udayana

Faktor lain yang juga harus diperhatikan ketika masa kampanye berlangsung adalah menjaga keamanan dan kenyamanan,  menghindari panasnya suhu politik yang  berpotensi terjadinya gesekan antar pemilih karena persoalan sepele, menjauhi  sikap arogan yang dapat memicu amarah antar anggota masyarakat. Semua anggota masyarakat sebagai pihak yang berperan untuk menentukan masa depan bangsa harus benar-benar mengeluarkan tenaga ekstra hati-hati agar tidak ada kesalahpahaman pada semua komponen dalam berkampanye.  Pemilu yang damai berarti pesta demokrasi layaknya orang berpesta tentu ingin happy dan tidak ingin ada gangguan, peserta pemilu dan masyarakat dalam menggelar pesta kampanye yang bisa membuat rakyat happy namun tujuan kampanye tercapai dan  tujuan pemilu berhasil dengan baik sesuai harapan kita semua.

Kampanye yang dilakukan sekarang  tidak harus penuh hura-hura mengumpulkan massa sehingga yang timbul akan terjadi huru-hara, namun akan lebih tepat bila kampanye yang dilakukan bersifat mendidik. Mendidik artinya dalam melaksanakan kampanye lebih tenang dan bersifat memberikan pencerahan pada masyarakat seperti kampanye yang dilakukan di lokasi-lokasi bersejarah (seperti Museum), kampanye yang dilakukan dengan mengajak masyarakat karya bhakti membersikan fasilitas umum, penanaman satu juta pohon atau mengajak masyarakat tentang kesadaran hidup sehat dengan menyelipkan penyampaian visi dan misi pemilu. Kampanye  seperti ini dapat memberikan pencerahan dan menelusuri perjuangan bangsa karena  negara ini punya sejarah perjuangan yang besar, punya jejak yang jelas tentang perebutan kemerdekaan bukan didapatkan dengan enak. Sementara itu di Bali banyak sekali tempat-tempat yang di jadikan sebagai sarana kampanye seperti museum, atau situs-situs peninggalan pejuang di Bali seperti tugu pahlawan Margarana, pembersihan fasilitas umum, reboisasi dsb.

Baca juga:  Danrem 162/Wb Silaturrahim ke Pondok Pesantren Al Azizyah

Kampanye secara santun berarti peserta  kampanye harus dapat menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk melakukan kampanye dengan santun dengan cara mengikuti aturan yang sudah ditentukan, meminta seluruh anggota masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi. Peserta pemilu dan masyarakat  harus bisa merapatkan barisan, jangan terprovokasi oleh kepentingan orang/oknum tertentu  yang berfikir  sempit yang  dapat merusak proses demokrasi Pancasila dan pemilu 2014 dapat berlangsung damai, bersih, saling menghormati dan peduli pada rakyat, agar kualitas demokrasi kita semakin baik.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel