
Usai menjadi Inspektur Upacara pada peringatan HUT Provinsi Sulawesi Tenggara, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono meresmikan gedung baru Makorem 143/Halu Oleo, Kamis, 27 April 2017.
Kasad menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak, khususnya kepada Pemprov dan masyarakat Sulawesi Tenggara, atas dukungan dan partisipasinya dalam pembangunan gedung Makorem 143/Halu Oleo. Menurut Kasad, berdirinya gedung Makorem 143/Halu Oleo yang baru ini menunjukkan bahwa kerjasama dan komunikasi antara seluruh, komponen bangsa di Sulawesi Tenggara, baik itu Pemda, TNI, Polri maupun masyarakat, telah terjalin baik dan harmonis.
Terbangunnya Makorem 143/Halu Oleo merupakan salah satu wujud kepedulian Pemda dan masyarakat, terhadap pentingnya pembangunan kekuatan pertahanan nasional hingga di wilayah. sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan masyarakat, Bangsa dan Negara Indonesia, jelas Kasad.
Mengingat luasnya cakupan wilayah binaan Korem 143/Halu Oleo yang meliputi empat Kodim dan satu Batalyon, pembangunan gedung Makorem ini diharapkan dapat semakin mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok Korem. Adapun satuan jajaran TNI AD dibawah Makorem 143/Halu Oleo yaitu Kodim 1412/Kolaka yang berkedudukan di Kolaka, Kodim 1413/Buton di Baubau, Kodim 1416/Muna di Raha dan Kodim 1417/Kendari di Kendari. Selain itu, Korem juga membawahi Yonif 725/Woroagi di Boro-boro, Konawe Selatan.
Sejarah Korem 143/Halu Oleo yang sudah hampir berusia 57 tahun ini, diawali pembentukannya pada 31 Mei 1960 dibawah komando Kodim XIV/Hasanuddin dengan nama Korem VI/Halu Oleo yang berkedudukan di Kota Kendari. Selanjutnya, pada 27 April 1964, Korem ini berubah nama menjadi Korem 143/Halu Oleo, dan dalam perjalanan sejarah selanjutnya, nama satuan ini berubah beberapa kali mengikuti sejarah perkembangan Kodam XIV/Hasanuddin.
Pada kesempatan itu pula, Kasad menerima paparan dari Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, tentang proses pembangunan Makorem serta bantuan 60 unit sepeda motor dari Pemprov untuk digunakan oleh Babinsa di wilayah Sulawesi Tenggara. (Sumber: HU Pelita)