
Dalam upaya meningkatkan wawasan kebangsaan serta meminimalisir ancaman bagi negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP) menggelar Kuliah Umum dengan tema ” Wawasan Kebangsaan bagi Generasi Muda”. Sebagai Pembicara dalam acara itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmatyo yang diwakilkan Kasrem 102/Pjg, Letkol Inf Ulysses Sondang, S.IP.,Mhum, bertempat di gedung Serba Guna Kampus Universitas Muhammadiyah, Jum’at (5/12), pukul 14.00 WIB.
Hadir pada acara Kuliah Umum tersebut Rektor dan Dosen Universitas Muhammadiyah, Pasi Ter Korem 102/Pjg, dan Pakumrem 102/Pjg. Dihadapan Mahasiswa/i Kasrem 102/Pjg menjelaskan, Proxy War merupakan perang dimana salah satu pihak menggunakan pihak ketiga atau komponen lainnya untuk berperang melalui aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan aspek lainnya.
Lebih lanjut dikatakan Kasrem, sejarah mencatat bangsa Indonensia dijajah selama 300 tahun lebih ini terjadi karena bangsa Indonesia berjuang secara kedaerahan sehingga dengan mudah diadu domba oleh penjajah dan sekarang juga bangsa kita diadu domba secara modern yang pada kenyataannya kita tidak sadar bahwa kita telah terjebak dalam skenario mereka (Proxy War).
Salah satu contohnya adalah kita sering sekali menyalahkan pemerintah, lembaga dan institusi namun kalau ditanya dimana salahnya kita tidak tau dan tetap ngotot bahwa yang dituduhkannya tetap salah. Perang masa depan adalah perang memperebutkan pangan, air dan energi atau bio energi, itu semuanya ada di negara kita serta sekitar katulistiwa.
Rektor (UMP) Universitas Muhamamadiyah Palangka Raya, Drs.H.Bulkani dalam sambutanya mengatakan pihaknya mengundang KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmatyo yang diwakilkan Kasrem 102/Pjg dalam Kuliah Umum karena ingin mendekatkan TNI dengan Pihak kampus. Kami ingin memberi motivasi dan pemahaman kepada Mahasiswa/i UMP tentang Nasionalisme terhadap Generasi muda serta wawasan kebangsaan yang kuat. TNI dan kampus mempunyai sejarah panjang yang tidak boleh ada jarak terputus, ini sesungguhnya adalah kekuatann bangsa Indonesia melalui dialog ini kita berpikir secara praktis dan visioner sebab kita adalah garda terdepan dalam pembangunan bangsa.