Kasrem 161/WS, Kolonel Inf Adrianus Suryo Agung Nugroho mewakili Danrem 161/WS, menutup pelaksanaan Latihan Penanggulangan Bencana Alam Korem 161/WS yang digelar selama sembilan hari dari tanggal 11 sampai dengan 19 Nopember 2015, bertempat di Pantai Pasir Panjang, Oesapa, Kupang, NTT.
Pada kesempatan ini Kasrem membacakan amanat Danrem 161/WS, Brigjen TNI Heri Wiranto, S.E.,M.M., yang mengatakan bahwa tujuan dilaksanakannya latihan penanggulangan bencana alam ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemahaman prosedur hubungan komandan dan staf dalam pelaksanaan operasi bantuan penanggulangan bencana alam, penanganan pengungsi serta pemberian bantuan kemanusiaan.
Untuk itu segala materi yang sudah dilatihkan agar benar-benar dipahamkan oleh seluruh peserta latihan sehingga nantinya akan memiliki kesiapsiagaan baik secara personel maupun peralatan guna mendukung kelancaran pelaksanaan operasi bantuan penanggulangan bencana alam.
Danrem 161/WS menekankan bahwa segala materi yang dilatihkan baik prosedur hubungan komandan dan staf maupun pengendalian operasi hendaknya terus dipelihara, ditingkatkan serta dikembangkan dengan penuh inovatif dan kreatif sesuai realita yang dihadapi bila terjadi bencana alam.
Sebagaimana diketahui kegiatan latihan ini melibatkan 375 orang personel yang terdiri dari unsur TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Basarnas dan PMI yang selama sembilan hari telah mengikuti latihan baik yang bersifat drill teknis maupun drill taktis yang berakhir dengan dilaksanakannya simulasi di Pantai Pasir Panjang ini. Dalam skenarionya digambarkan, bahwa pantai di Kupang ini sedang menghadapi bahaya banjir laut yang disebut Tsunami, dimana air laut secara tiba-tiba pasang masuk ke wilayah daratan yang menimbulkan kepanikan bagi masyarakat sampai terjadinya korban baik manusia maupun materiil. Menghadapi kondisi inilah dibutuhkan kesigapan dan kesiapsiagaan personel TNI dalam hal ini Korem 161/WS bersama instansi terkait seperti BPBD, Basarnas, PMI, Pemda, Kepolisian ataupun unsur lainnya untuk secara bahu-membahu dan terintegrasi dalam melakukan tahapan-tahapan menghadapi bencana tersebut. Seperti melakukan evakuasi, penyelamatan, pengobatan, termasuk pengungsian dan rehabilitasi korban.
Dikatakan juga, bahwa ke depan dibutuhkan koordinasi antara Korem 161/WS dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah agar kegiatan latihan seperti ini dapat dianggarkan sehingga apabila melibatkan masyarakat maka akan membutuhkan dukungan logistik lebih besar. Harapannya dengan melibatkan seluruh instansi secara bersamaan untuk melakukan latihan seperti ini maka latihan akan dapat diskenariokan mendekati pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Ditambahkan Kasrem dan perlu diingat bahwa bencana itu tidak pernah bisa diprediksi tetapi tiba-tiba terjadi, itulah yang perlu kita waspadai dan antisipasi yang salah satunya dengan melaksanakan latihan penanggulangan bencana alam seperti ini.