Skip to main content
Berita Satuan

Kelompok Radikal, Masyarakat Harus Melapor Jika Ada Pendatang Baru: TNI Siap Hadapi Ancaman ISIS

Dibaca: 45 Oleh 07 Des 2015Desember 11th, 2015Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Untuk menghadapi ancaman kelompok radikal ISIS, seluruh prajurit TNI disiapkan guna mengatasinya. Informasi masyarakat dibutuhkan untuk mencegah serangan ISIS.

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan seluruh prajurit TNI siap menghadapi ancam­an dari kelompok ekstremis Is­lamic State Iraq and Syria/lSIS (Negara Islam di Irak dan Su­riah) yang akan mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Jadi, ancaman apa pun juga, namanya seorang militer setiap saat siap menghadapi ancaman apa pun. Itu doktrin­nya, kata Panglima TNI Jen­deral Gatot di Jakarta, Jumat (4/12). Hal itu disampaikan oleh Panglima TNI saat dikon­firmasi mengenai ancaman oleh ISIS.

Panglima TNI menjelaskan, doktrin di TNI berbeda dengan yang lain. Menurutnya, ketika kondisi dalam keadaan damai itulah prajurit TNI harus lebih waspada.

Dalam kondisi damai jus­tru kita harus waspada, ber­beda kalau kondisi perang su­dah tahu musuhnya. (Intinya) semua harus menghadapi an­caman apa pun juga kita tidak boleh lengah, tegas mantan Kepala Staf TNI Angkatan Da­rat ini.

Baca juga:  Pangdam XVII/Cenderawasih Dampingi Panglima TNI dan Kapolri Kunker di Papua

Sementara itu, pengamat in­telijen, Susaningtyas Kertopati mengimbau kepada masyara­kat agar selalu waspada kepada orang yang dianggap men­curigakan, apalagi membawa jargon khilafah. Masyarakat harus waspada. Itu penting un­tuk mencegah kelompok ISIS masuk ke wilayah Indonesia, kata Nuning.

Agar lebih aman, Nuning meminta masyarakat melapor kepada petugas jika ada pen­datang baru masuk wilayah­nya. Jadi, wajib lapor kepada pihak yang berwajib, semen­tara bagi pendatang baru harus diperketat, tutur mantan ang­gota Komisi I DPR ini.

Tindak Tegas

Direktur Respublica Politica Institut, Benny Sabdo meminta pemerintah menindak tegas ke­lompok ekstremis yang meng­atasnamakan ISIS karena telah membuat masyarakat resah. Pemerintah khususnya aparat kepolisian dan intelejen harus tegas terhadap para kelompok ekstremis, kata Benny.

Ia menuturkan, pemerintah tidak boleh lengah terhadap kelompok ekstremis yang se­lalu mengatasnamakan Islam dalam setiap aksinya tersebut. Mereka (aparat) tidak boleh kecolongan karena paham ISIS ini jelas bertentangan dengan Pancasila dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika,  pungkas alumni Universitas Indonesia ini.

Secara terpisah, Kepala Ba­dan Nasional Penanggulang­an Terorisme (BNPT), Saud Usman Nasution mengatakan pihaknya mewaspadai warga negara Indonesia (WNI) yang dipulangkan dari luar negeri ke Tanah Air, terutama TKI ilegal dari Malaysia.Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemung­kinan keterlibatan mereka da­lam jaringan terorisme.

Baca juga:  DANREM 045/GAYA MENGAJAK MENGAMALKAN NILAI-NILAI PANCASILA

Ini dilakukan karena kami menduga sebagian dari WNI itu merupakan anggota jaring­an terorisme yang sengaja me­manfaatkan jalur TKI ilegal untuk kembali ke Indonesia dan nantinya membuat teror di sini, kata Saud.

Untuk itu, lanjut Saud, se­mua lini harus waspada, ter­utama pintu keluar masuk perbatasan. Selama ini wilayah perbatasan sering disepelekan dalam upaya mencegah teror­isme sehingga sering kecolong­an dan dijadikan langganan ke­luar masuk pelaku terorisme.

Ini tidak boleh terjadi. Makanya sekarang penagawasan di daerah perbatasa dan pintu masuk di bandara, pelabuhan, dan terminal, diperketat, kata Saud.

Saat ini, BNPT juga tengah menyelesaikan prosedur ope­rasi standar pengawasan dae­rah perbatasan. Itu dilakukan setelah adanya deportasi besar-besaran WNI dari Malaysia.

Upaya lainnya adalah mem­bentuk Forum Koordinasi Pen­cegahan Terorisme (FKPT) di setiap provinsi. Saat    ini    BNPT    telah    membentuk    32    FKPT,    tinggal       Provinsi      Papua     dan  Pa­pua  Barat. (Sumber: HU Koran Jakarta)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel