Penyebaran paham radikal sudah sangat meresahkan masyarakat hingga keseluruh pelosok Indonesia, tak terkecuali Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang dicurigai masuk melalui daerah perbatasan yang dibawa oleh para warga pendatang
Paling ditakutkan, paham radikal masuk melalui buku pendidikan agama maupun umum di sekolah-sekolah yang dibawa para warga pedatang yang tak jelas asal usulnya.
Untuk itu, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemeng) Kalsel, bersama Badan Kesbangpol Provp, TNI dan Polri telah melakukan deteksi daerah rawan masuknya radikalisme.
Kita sudah mendeteksi daerah mana saja yang rawan dimasuki radikalisme, ujar Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, Drs H M Tambrin pada wartawan usai acara Zikir dan doa bersama untuk bangsa dan banua dalam rangka Maulid Nabi dan Tasyakuran Hari Amal Bakti (HAB) ke 70 di Musholla Al Ikhlas di kantor Kemenag di Banjarmasin, Kamis, 28 Januari 2016.
Dalam kegiatan Zikir dan doa bersama hari itu, dipimpin KH Zarkasi dari pesantren Darul Saleh, Martapura serta dihadiri seluruh Kepala Kanwil Kementerian Agama se Kalsel, pegawai administrasi, penyuluh, KUA dan guru Madrasah se Kota Banjarmasin.
Kakanwil Kemenag, H M Tambrin mengatakan, berdasar data penduduk Kalsel saat ini, terdapat sebanyak 4 juta lebih atau 96,8 persen diantaranya beragama Islam yang hidup dalam kondisi aman dan kondusif, namun perlu diwaspadai warga pendatang.
Tambrin, mengaku, dulu kelompok radikal memang pernah mampir ke beberapa daerah di Kalsel. Tetapi, berdasarkan informasi pihak kepolisian dan BIN, saat ini sudah tidak ada lagi. ptin demikian terkait kemungkinan adanya Gafatar di Kalsel, Tambrin menyerahkan hal itu kepada aparat hukum setempat, yang jelas masyarakat diminta jangan sampai mengambil main hukum sendiri kalau menemukan adanya pengikut Gafatar di Kalsel, karena tidak dibenarkan dalam Islam yang rahmatan lilalamin.
Terkait kegiatan zikir dan doa bersama, merupakan program Kementerian Agama RI, dalam menindaklanjuti berzikir untuk mengabdikan kepada bangsa dan negara.
Menurutnya, ada 5 program budaya kerja yakni, perkataan, profesional sesuai kemampuan masing-masing dalam pekerjaan, budaya melayani secara maksimal dan perubahan. Orang Kmenag memimpin umat untuk kepentingan agama. Budaya keteladanan bagaimana kemenag bisa lebaih maju dan dekat dengan masyarakat.(Sumber: HU Pelita)