Jumat, 17 Januari 2014, JAKARTA (Suara Karya): Cyber army telah dibentuk Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk melindungi pusat data pada instansi strategi pemerintah dari serangan hacker asing. Kementerian Pertahanan telah merekrut para hakcer di Tanah Air, dan mereka berkomitmen membantu pertahanan nasional di bidang cyber.
Hal tersebut dikemukakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media nasional, baik cetak maupun elektronik, di Jakarta, Kamis (16/1).
Dikemukakan, hampir semua kementerian pertahanan di negara maju telah membentuk cyber army. Bentuk perlindungan yang dilakukan bermacam-macam. Di China, pemerintah di sana melarang provider asing seperti Google dan Yahoo menjual jasanya. Bahkan di Singapura pun sudah sejak lama membentuk cyber army.
Ke depan, serangan cyber sangat ampuh untuk meruntuhkan kedaulatan dan pertahanan negara. Terlebih di bidang ekonomi. Dicontohkan, bila data bank diserang maka otomatis bakal memporak-porandakan perekonomian nasional.
“Bila semua data dirusak maka sangat mengganggu kegiatan perekonomian,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Pertahanan kembali menjelaskan rencana strategis pertahanan yang bakal diputuskan Presiden. Salah satunya pembentukan komando gabungan wilayah pertahanan. Secara konsep, paparnya, sudah matang.
“Tinggal diputuskan berapa jumlah komando gabungan wilayah pertahanan yang bakal dibentuk,” paparnya.
Dicontohkan, di Tanah Air bisa saja dibentuk tiga komando gabungan wilayah pertahanan, yang meliputi kekuatan udara, darat dan laut. Di kawasan barat, bisa saja dibentuk untuk kekuatan udara. Di kawasan timur, dibentuk kekuatan darat. Apalagi TNI Angkatan Darat berencana menbentuk satu divisi di lingkungan Kostrad. Sedang di kawasan tengah untuk kekuatan laut.
“Mudah-mudahan beberapa bulan mendatang, Presiden sudah mengambil keputusan,” ujarnya. (Windrarto)