Dalam rutinitas giat Pamtas yang padat Satgas Yonif 400/R berupaya memanfaatkan waktu dan sekitar lingkungan pekarangan baik sekitar pos maupun lahan kososng untuk dimanfaatkan dengan menanam berbagai komoditi kebutuhan makanan yang mudah perawatan dan relatif cepat untuk masa panennya.
Perkarangan yang digunakan untuk bercocok tanam bukanlah lahan kosong yang khusus, namun adalah bagian dari perkarangan lingkungan sekitar pos baik maupun kawasan lingkungan perkarangan sekitarnya. Salah satu jenis tanaman yang umumnya dipanen adalah cabe, tomat, terong, pepaya, kacang tanah, ketela, jagung, dan aneka sayuran. Semua hasil panen tanaman dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan tambahan prajurit sehari-hari. Benih yang ditanam sekitar pekarangan pos adalah hasil sarana penggalangan yang dibawa dari home base Semarang, dan tanaman yang akan dipanen dari pekarangan lingkungan pos dikerjakan secara khusus oleh prajurit yang berkeahlian kebun hasil bekal kepelatihan dan latihan sebagai aplikasi kegiatan di lapangan, yang hasilnya akan dikumpulkan dan dinikmati bersama-sama seluruh prajurit maupun masyarakat sekitar pos sebagai sarana kontak pembinaan territorial.
Sesuai himbauan dan sosialiasi dari Satuan atas dalam hal ini Kodam IV/Diponegoro agar jajarannya untuk dapat berkreatifitas dan mandiri dengan memanfaatkan kawasan pekarangan pos sebagai upaya ketahanan pangan, layaknya sudah dilaksanakan, dan hasilnya baru dapat dirasakan bersama seluruh prajurit saat setelah kegiatan pemanenan hasil kebun. Dibalik manfaat yang besar dari panen kebun bersama seluruh prajurit dan warga di sekitar pos adalah menanamkan makna, yakni keakraban dan kemanunggalan TNI bersama rakyat untuk bersama-sama membangun suasana lingkungan yang nyaman, asri, bersih dan menciptakan ketahan pangan khususnya wilayah sekitar pos.
Hasil upaya dan kebersamaan bagi seluruh prajurit dalam menggalakkan program ketahan pangan dengan keuntungannya pada jangka panjang adalah menciptakan suasana ketahananpangan baik terhadap pos tersebut maupun masyarakat sekitarnya. Dihadapkan lahan di tanah Papua yang sangat subur dan luas sangat memungkinkan untuk menciptakan pola hidup masyarakat bercocok tanam dalam upaya meningkatkan nilai gizi dan moril prajurit dalam melakukan aktivitas teritorial di daerah Pamtas RI-PNG.