TNI AD – Adeisse. Ibu Sri Rossyati (Rossy) dan Sri Irianingsih (Rian) yang dikenal dengan nama “Guru Kembar” dari Sekolah Darurat Kartini Indonesia mengunjungi sekolah para penyandang difabel di Lebanon, Jumat (26/5/2017).
Guru Kembar dari Sekolah Darurat Kartini mengadakan kunjungan ke sekolah penyandang difabel “Al Farah” Special Need Public School di Adeisse, Lebanon.
Sebelum mengadakan kunjungan terlebih dahulu Guru Kembar singgah ke Markas Indobatt di UNP 7-1 dan langsung diterima oleh Komandan Indobatt XXIII-K Letkol Inf Yudi Gumilar, S.Pd. Komandan Indobatt XXIII-K memberikan cinderamata kepada Guru Kembar sebagai rasa hormat atas kedatangan Guru Kembar di Lebanon.
Selanjutnya didampingi oleh Wakil Komandan Indobatt XXIII-K Mayor Inf Moh. Tamami, Kasi CIMIC Indobatt XXIII-K Mayor Inf Agung Seto W., Wakil Komandan SEMPU Mayor Laut (PM) Chairul Anwar dan Bapak Riswan perwakilan dari KBRI untuk Lebanon, Guru Kembar mengunjungi sekolah penyandang difabel “Al Farah”. Guru Kembar berdialog dengan pendiri sekolah penyandang difabel “Al Farah” Hj. Fatimah dari Lebanon. Dalam pertemuan singkat tersebut mereka saling bertukar pikiran tentang kegiatan sosial terutama yang berkaitan dengan proses pembelajaran kepada anak-anak.
Baik Hj. Fatimah maupun Guru Kembar merupakan sosok wanita-wanita tangguh yang mempunyai kepedulian sosial terhadap pendidikan anak-anak di negaranya masing-masing. Guru Kembar langsung berinteraksi dengan anak-anak sekolah penyandang difabel dengan memberikan materi menggambar, mewarnai dan menampilkan tari payung serta Tari Jaranan. Walaupun menyandang difabel namun anak-anak dengan mudah menirukan gerakan tarian yang ditampilkan oleh Guru Kembar tersebut.
Diakhir kegiatan Guru Kembar mengajak seluruh anak-anak dan guru pengajar untuk berfoto bersama. Selain itu juga memberikan hadiah kepada anak-anak, bantuan alat belajar mengajar dan souvenir kepada sekolah “Al Farah” Special Need Public School. Ibu Hj. Fatimah selaku pendiri dan pemilik sekolah mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Rossyati (Rossy) dan Sri Irianingsih (Rian) “Guru Kembar” atas waktu yang telah diluangkan dan saling bertukar pikiran tentang masa depan anak-anak khususnya anak-anak penyandang difabel dan anak-anak tidak mampu. (Penerangan Yonmek Konga 23-K)