
JAKARTA, tniad.mil.id – Komandan Kodim 0430/Banyuasin Letkol Arh Alfian Amran meninjau lahan percontohan sawah menggunaan Bios 44 di Desa Gelebak Dalam. Tersebut disampaikan dalam rilis tertulisnya di Banyuasin, Palembang, Kamis (21/2/2019).
Sebagai informasi, Gelebak Dalam merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia.
Diungkapkan Dandim, Bios 44 hasil temuan tim Korem 044/Gapo yang waktu itu dipimpin Danrem Kolonel Inf Kunto Arif Wibowo (sekarang menjabat Danrem 032/Wirabraja dengan pangkat Brigjen TNI) dilalukan di area sawah seluas 2,5 hektar yang disiapkan Kades Gelebak Dalam, Hendri Sani, untuk ditanami padi.
“Seperti diketahui, Bios 44 merupakan cairan ajaib yang mampu membuat tanah menjadi subur,” ujarnya.
Selain itu, kata Dandim, sebagai bahan yang mampu mengurai mikro organisme menjadi bahan pupuk, Bios 44 merupakan perpaduan beberapa mikro organisme yang disatukan, yang memiliki banyak manfaat di bidang pertanian, perikanan dan bahkan bermanfaat juga pada peternakan karena tidak berbahaya bagi tumbuhan, hewan maupun manusia.
“Keunggulan Bios 44 ini juga mampu memperkecil hingga menutupi rongga-rongga lahan gambut, sehingga gambut tidak mudah terbakar, apalagi Banyuasin memiliki lahan gambut sangat luas dan rentan sekali dengan kebakaran lahan hutan,”jelasnya.
“Kita perlu mengajak masyarakat menggunakan dan memanfaatkan teknologi pertanian yang dinamakan dengan Bios 44 dilahan miliknya,”sambung Alfian Amran.
Disampaikannya, pihak perusahaan perkebunan yang berada di Sumsel juga ikut serta dalam pencegahan Karhutla melalui penaburan Bios 44, salah satu cara yang efektif mencegah dan mengantisipasi Karhutla yang dimulai dari sedini mungkin saat musim penghujan.
“Setelah disiramkan ke lahan gambut, cairan Bios 44 akan berkembang hingga menutupi rongga-rongga gambut, dan Bios 44 akan lebih mudah berkembang jika kondisi gambut masih dipenuhi air,”urainya.
Dijelaskan Alfian, Bios 44 sebaiknya ditaburkan pada saat musim penghujan, karena akan berproses dan terurai dengan baik dan sempurna, sehingga pada awal musim kemarau rongga-rongga tanah akan tertutup rapat, hal ini sangat efektif mencegah menjalarnya api kelahan yang lainnya sehingga tidak mudah terbakar.
Lanjut Dandim, Danrem 044/Gapo Kolonel Arh Sonny Septiono juga menginstruksikan kepada Dandim jajarannya untuk fokus melanjutkan program yang digagas pendahulunya untuk mengembangkan Bios 44 di wilayah Sumsel, sehingga dari sekarang mempersiapkan dan mengantisipasi terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) pada musim kemarau. “Dengan adanya persiapan dari saat ini, tentunya akan meringankan tugas kita saat musim kemarau,”sambungnya.
Bios 44 ini juga, jelasnya dapat membantu petani meningkatkan hasil pertaniannya dengan biaya murah dan hasil melimpah, karena sudah berulang kali diuji, para petani dapat menghasikan padi antara 7 hingga 8 ton per hektar. Sementara jika menggunakan pupuk kimia hasil padi yang diperoleh hanya 6,5 – 7 ton.
“Begitu pula dengan petani tambak ikan, dengan menaburkan Bios 44, air payau dan asin dapat menetralkan PH-nya menjadi 7, sehingga ikan-ikan dapat berkembang dengan sehat dan cepat,” pungkas Alfian. (Dispenad)