Setelah merayakan hari raya idul fitri Kodim Wonosobo selenggarakan acara halal bi halal. Acara didahului dengan apel pagi sebagai bentuk pengecekan anggota untuk kesiapan melaksanakan tugas pengabdian kepada Negara. Apel dipimpin langsung oleh Dandim 0707/Wsb Letkol Inf Agus M Latif, S.IP bertempat di halaman Makodim dengan dihadiri seluruh anggota militer dan PNS. Acara dilanjutkan ikut halal bi halal bersama Pemda bertempat di Pendopo Wonosobo (22/7).
Dalam sambutannya Letkol Inf Agus menyampaikan atas nama dinas dan pribadi mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H Mohon maaf lahir batin. Selaku manusia tidak lepas dari salah dan khilaf. Jadikan monetum Idul Fitri untuk saling maaf memaafkan satu sama lain, sehingga apabila ada permasalahan dengan sesame rekan dengan idul fitri ini segala permasalahan tersebut bisa terselesaikan.
Perayaan idul fitri jadikan sebagai ajang untuk kita sebagai aparat territorial untuk silaturahmi ke masyarakat, ke para tokoh agar bisa menciptakan situasi wonosobo lebih kondusif. Jangan sampai kota wonosobo yang sudah terkenal dengan Kota HAM dan kerukunan beragama yang sangat baik ini tercoreng.
HALAL BI HALAL, adalah sebuah tradisi saling meminta dan memberi maaf satu sama lain di Indonesia. Kegiatan ini awalnya merupakan sebuah kegiatan ritual keagamaan, terutama bagi pemeluk agama islam di Indonesia.
Namun pada perkembangannya, halal bihalal diselenggarakan hampir oleh seluruh lapisan masyarakat muslim Indonesia, baik oleh kelompok dari suatu daerah tertentu, keluarga besar, kelompok kerja, kelompok pedagang, organisasi sosial-politik lembaga perusahaan swasta maupun intansi pemerintah. Asal-usul tradisi halal bi halal, dari daerah mana, siapa yang memulai dan kapan kegiatan tersebut mulai diselenggarakan sulit diketahui dengan pasti.
Halal Bi Halal adalah refleksi ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan, dan saling memberi kasih sayang. Fenomena Halal Bihalal sudah menjadi budaya. Budaya memaafkan, saling mengunjungi dan saling berbagi kasih sayang.
Halal-bihalal yang merupakan tradisi khas bangsa Indonesia akhirnya menjadi sebuah simbol yang merefleksikan bahwa Islam adalah agama toleran, yang mengedepankan pendekatan hidup rukun dengan semua agama. Perbedaan agama bukanlah tanda untuk saling memusuhi dan mencurigai, tetapi hanyalah sebagai sarana untuk saling berlomba-lomba dalam kebajikan.
Dibalik kepopulerannya, dari mana asal kata Halal Bihalal? Istilah Halal bi halal terdengar seperti berasal dari bahasa Arab. Namun sebenarnya istilah ini sama sekali tidak dikenal oleh kalangan bangsa Arab, tidak pula ada pada zaman Nabi saw. dan para sahabat. Karenanya, kamus bahasa Arab juga tak mengenal istilah itu. Justru halal bihalal masuk dan diserap Bahasa Indonesia dan diartikan sebagai “hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dsb) oleh sekelompok orang dan merupakan suatu kebiasaan khas Indonesia.”
Halal-bihalal juga dapat diartikan sebagai hubungan antar manusia untuk saling berinteraksi melalui aktivitas yang tidak dilarang serta mengandung sesuatu yang baik dan menyenangkan. Atau bisa dikatakan, bahwa setiap orang dituntut untuk tidak melakukan sesuatu apa pun kecuali yang baik dan menyenangkan. Lebih luas lagi, berhalal-bihalal, Semestinya tidak semata-mata dengan memaafkan yang biasanya hanya melalui lisan atau kartu ucapan selamat, tetapi harus diikuti perbuatan yang baik dan menyenangkan bagi orang lain.